2.1 Konsep
Periodisasi
Periodisasi adalah fondasi dari program latihan
seorang atlet. Termonologi periodizatiation
adalah berasal dari kata period, yang
dapat menggambarkan porsi atau pembagian waktu. Periodisasi adalah metode
dimana latihan dibagi kedalam bagian terkecil, mudah mengatur bagian–bagian
yang dilakukan,
dimana bagian–bagian tersebut disebut sebagai fase latihan.
Periodisasi latihan telah digunakan pertama kali pada Olimpiade
kuno (776 sebelum masehi
sampai 393 setelah masehi) dimana Philostratus adalah salah satu penggagas
pertama dari periodisasi latihan. Dia membuat program latihan tahunan persiapan
Olimpiade kuno, dengan beberapa pertandingan informal sebelumnya, dan
memberikan periode istirahat/pemulihan setelah pertandingan. Modal program
latihan seperti yang dilakukan Philostratus ini menjadi rujukan dalam
mempersiapkan Olimpiade modern sekarang ini oleh negara-negara Amerika dan
Eropa.
Pada tahun 1965, Lenoid P. Matveyev, seorang ilmuan
olahraga Rusia mempublikasikan model perencanaan latihan tahunan yang
berdasarkan pada pertanyaan yang diajukan kepada atlet-atlet Rusia tentang
bagaimana mereka dilatih sebelum pelaksanaan Olimpiade tahun 1952 di Helsinki, Finlandia. Dia membawa terminology periodizatiation dari sejarah, dimana
para ahli sejarah merujuk kepada periode atau fase perkembangan manusia.
Matveyev menganalisa data yang didapat dari atlet-atlet Rusia dan membuat model
perencanaan latihan tahunan dan membaginya kedlam fase-fase, sub fase, dan
proses latihan, dan dikenal sebagai model klasik dari periodisasi latihan.
Matveyev hanya membuat model perencanaan latihan
tahunan dengan satu puncak pada fase kompetisi, ini tidak dapat mengakomodir
kondisi latihan dan kompetisi pada semua cabang olahraga. Pada beberapa cabang
olahraga mempunyai dua kompetisi puncak dalam satu tahun (bi-cycle plant), ada
juga yang membuat tiga kompetisi puncak dalam satu tahun (try-cycle plant) dan
ada juga yang mempunyai lebih dari tiga puncak penampilan dalam satu tahun.
Periodisasi latihan dapat diuji dalam konteks dua
aspek penting dalam latihan, yaitu :
1. Periodisasi
membagi perencanaan latihan tahunan dalam fase latihan terkecil, membuatnya
mudah untuk direncanakan dan mengatur program latihan, serta memastikan bahwa
penampilan puncak dapat diraih pada saat kompetisi utama.
2. Struktur
periodisasi dari fase latihan targetnya adalah pada peningkatan kemampuan biomotor,
dimana memungkinkan atlet membangun tingkatan tertinggi dari kecepatan,
kekuatan, power, kelincahan dan mungkin tingkat daya tahannya.
Hampir
semua cabang olahraga, program latihan tahunan dibagi menjadi tiga fase utama :
persiapan, pertandingan, dan transisi. Fase persiapan dan pertandingan dibagi
menjadi dua sub-fase, dimana diklasifikasi menjadi umum dan khusus kaerena
mempunyai tujuan dan tugas yang berbeda. Jadi fase persiapan terdapat fase
persiapan umum dan fase persiapan khusus, sedangkan pada fase pertandingan
terdapat fase pra-pertandingan dan pertandingan utama.
Tabel. Pembagian Perencanan Tahunan kedalam fase dan
Siklus Latihan
|
PROGRAM LATIHAN TAHUNAN
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Fase
latihan
|
Persiapan
|
Pertandingan
|
Transisi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Sub
- fase
|
Persiapan
Umum
|
Persiapan
Khusus
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
Siklus
Makro
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||
Siklus mikro
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
2.2 Kebutuhan Periodisasi
Fase-fase latihan dirancang untuk menstimulus adaptasi
fisiologis dan psikologis dan secara bertahap membentuk komponen spesifik yang
dibutuhkan (fisik, teknik, dan taktik)untuk meningkatkan prestasi seorang
atlet.
Fase persiapan adalah dimana dasar fisiologis untuk
suatu penampilan dibentuk. Dimana fase pertandingan adalah waktu kapasitas
prestasi seorang atlet dimaksimalkan. Jika pada saat fase persiapan kurang
memadai, prestasi yang diharapkan pada saat fasepertandingan tidak sesuai
dengan yang diharapkan karena adaptasi fisiologis untuk menjawab kebutuhan
prestasi tidak di kembangkan secara optimal. Setelah fase pertandingan selesai,
fase transisi sangat penting untuk membuang kelelahan yang terbentuk sepanjang
masa pertandingan dan memungkinkan atlet kembalai pulih dari stres secara
fisiologis dan psikologis selam menghadapi pertandingan.
2.3
Macam Periodisasi Latihan
2.3.1 Periode
Persiapan
-
dikembangkan
kerangka umum fisik, teknik, taktik, dan persiapan mentalnya dalam menghadapi
tahap pertandingan yang akan datang.
-
Membangun
dan menciptakan kondisi umum atlet.
a.
Persiapan Umum
- Meningkatkan kondisi fisik dasar (daya tahan
kardiovaskuler, kelentukan, dan kekuatan otot).
- Memperbaiki elemen-elemen teknik dan taktik cabang
olahraga.
- Memperkenalkan dasar-dasar taktik.
- Melatih mental.
b.
Persiapan Khusus
- Meningkatkan kondisi fisik menjadi lebih spesifik
sesuai dengan cabang olahraganya.
- Penyempurnaan teknik dan taktik.
2.3.2 Periode
Pertandingan
- Mengembangkan kemampuan biomotor.
- Menyempurnakan teknik dan taktik.
- Mencari pengalaman bertanding.
a.
Pra Pertandingan
-
Melibatkan atlet
dalam beberapa jenis pertandingan, sehingga pelatih dapan mengevaluasi secara
obyektif.
-
Mempersiapkan
secara khusus mengenai perkembangan mental dan emosional atlet.
-
Hindari hal-hal
yang mudah menimbulkan cedera.
b.
Pertandingan
-
Atlet sudah dalam
kondisi siap tempur sehingga lebih percaya diri dan memiliki motivasi yang
tinggi untuk mencapai kemenangan.
2.3.3 Periode
Transisi
- Mengistirahatkan psikologis dan regenerasi biologis.
- Evaluasi hasil prestasi serta program dan proses
latihan.
- Memperthnkan kondisi fisik sampai sekitar 50%.
2.4 Periodisasi Selektif
Pelatih
harus mempertimbangkan kesiapan atlet untuk menghadapi jadwal pertandingan yang
intensif, dengan menggunakan paduan sebagai berikut :
1. Monocycle, sangat dianjurkan sebagai dasar model program latihan
tahunan untuk atlet pemula dan junior, yang mempunyai persiapan yang panjang
untuk mengembangkan fondasi teknik dan taktik serta elemen fisik. Model ini
sangat cocok untuk olahraga yang dominan kemampuan biomotornya adalah daya
tahan.
2. Bi-cycle, biasanya digunakan untuk atlet senior atau elit
atlet, yang akan mengikuti kualifikasi kejuaraan nasional, dimana fase
persiapan lebih panjang dari fase yang lainnya.
3. Multi puncak, digunakan untuk atlet yang berpengalaman
atau atlet level internasional, kiranya atlet ini sudah mempunyai fondasi yang
mantap yang memungkinkan mereka mengatasi program latihan dengan tiga puncak
atau lebih.
Model perencanaan latihan tahunan masih dikembangkan oleh
beberapa penulis, khususnya di Amerika Serikat. Hati-hati untuk memeriksa model
latihan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik seperti dibawah ini :
1. Monocycle ini
cocok untuk olahraga musiman dengan
satu pertandingan utama.
2. Model
latihan berdasarkan kepada kekhususan latihan untuk kecepatan dan
olahraga-olahraga power seperti lari sprint, dan lempar yang merupakan
nomor-nomor dalam cabang olahraga atletik.
3. Curve
volume dan intensitas latihan mungkin tidak cocok untuk olahraga yang dominan
daya tahan.
Tahap persiapan dan tahap pertandingan ditandai
dengan beberapa karakterisitik yang spesifik. Pada tahap persiapan sampai awal
tahap pertandingan, volume latihan ditekankan pada intensitas rendah sesuai
dengan cabang olahraganya, saat masa persiapan kuantitas kerja sangat tinggi
sementara intensitas kerja rendah. Pada saat masa pertandingan semakin dekat
volume latihan semakin turun sementara curva intensitas meningkat. Sementara
pada masa pertandingan penekanan yang lebih tinggi pada intensitas latihan atau
kualitas dari kerja. Tipe dari model satu puncak (mono cycle) ini adalah cocok
untuk olahraga-olahraga yang dominan menggunakan kecepatan dan power karena
pada saat grafik volume latihan menurun kelelahan juga akan menurun dan latihan
dapat ditekankan pada pengembangan kecepatan dan power.
Sedangkan untuk olahraga yang menggunakan
metabolisme aerobik atau dimana kontribusi bioenergetiknya 50%-50%
(anaerobik/aerobik), volume latihan harus tinggi selama masa pertandingan.
Saat kerja atau latihan pada olahraga yang mempunyai
dua sesi yang tepisah, seperti atletik, dimana mempunyai sesi pertandingan di
dalam dan di luar ruangan, maka harus menggunakan model perencanaan latihan
dengan dua puncak atau bi-cycle.
Bi-cycle mencangkup tahapan-tahapan sebagai berikut :
·
Fase persiapan I :
adalah tahap persiapan pertama, dimana harus lebih panjang, berlangsung kurang
lebih 3 bulan dan dibagi menjadi persiapan umum dan khusus.
·
Fase pertandingan I :
fase pertandingan pertama, berlangsung selama 2,5 bulan dan membawa atlet pada
penampilan puncaknya.
·
Fase transisi II : fase
transisi pertama berlangsung kira-kira 1 sampai 2 minggu dan ditandai dengan
periode unloading untuk memulihkan atlet. Fase ini akan membawa pada fase
persiapan kedua.
·
Fase persiapan II :
berlangsung kurang lebih 2 bulan, latihan untuk persiapan umum lebih pendek
dari pada latihan untuk persiapan khususnya.
·
Fase pertandingan II :
waktunya lebih panjang sekitar 3,5 bulan, dan membawa atlet pada penampilan
puncaknya.
·
Fase transisi II :
berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan dan dipakai untuk memulihkan kondisi
atlet. Fase ini berhubungan dengan program latihan tahunan berikutnya.
Untuk
olahraga seperti tinju, gulat, dan senam yang mempunyau tiga pertandingan
penting (misalnya kejuaraan nasional, babak kualifikasi, dan pertandingan
puncaknya) menggunakan program latihan tahunan menggunakan tiga puncak
(tri-cycle), yang mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut :
·
Fase persiapan I : fase
terlama dengan waktu kurang lebih 2 bulan, berisi persiapan umum dan khusus.
·
Fase pertandingan I :
fase pertandingan terpendek yaitu berlangsung selama 1,5 bulan.
·
Fase transisi I : fase
terpendek merupakan penghubung fase kompetisi pertama dan fase persiapan kedua,
periode pemulihan atlet.
·
Fase persiapan II :
lebih pendek dari fase persiapan pertama sekitar 1,5 bulan, hanya berisi
persiapan khusus.
·
Fase pertandingan II :
waktunya lebih panjang dari fase pertandingan pertama sekitar 1,7 bulan.
·
Fase transisi II :
berisi periode pemulihan singkat yang memungkinanatlet pulih dari pertandingan.
·
Fase pertandingan III :
fase pertandingan yang lebih panjang dari persiapan sebelumnya. Karena fase ini
puncak prestasi atlet harus muncul pada pertandingan puncak yang diinginkan.
·
Fase transisi III :
fase transisi terpanjang sekitar 1 bulan, memiliki peran yang penting dalam
mendorong pemulihan dan mempersiapkan untuk program latihan berikutnya.
2.5 Periodisasi
Kemampuan Biomotor
Periodisasi adalah sebuah konsep yang berlaku untuk
mengembangkan kemampuan biomotor untuk olahraga yang dipilih. Beberapa
olahraga, umumnya individual, memiliki periodisasi dengan struktur yang hilang,
khususnya olahraga daya tahan. Dibanyak cabang olahraga dimana kemampuan
fisiknya dominan power, pengembangan power adalah sebuah fungsi untuk
memaksimalkan kekuatan dan kecepatan. Untuk itu lebih baik untuk membangun
kekuatan maksimal saat bagian awal dari fase persiapan kemudian dikonversi
untuk memperoleh kemampuan power di fase pertandingan.
2.6 Periodisasi
Latihan Kekuatan
Mengacu pada konsep
penting dari latihan, periodisasi latihan mengacu pada dua komponen yaitu,
perencanaan periodisasi tahunan dengan variasi bentuk latihan, dan periodisasi
kekuatan atau bagaimana latihan kekuatan itu dapat efektif dijalankan (Bompa,
1999: 86). Tujuan, isi dan metode program latihan
kekuatan dapat terjadi sebuah perubahan selama fase program latihan tahunan.
Perubahan yang terjadi harus melihat kekuatan yang dibutuhkan pada satu cabang
olahraga, even, atau atlet perorangan dibutuhkan untuk penampilan yang optimal.
Perubahan juga tergantung fase latihan program latihan tahunan dan target
adaptasi fisiologis pada fase tersebut.
2.6.1 Adaptasi
Anatomi
Setelah melewati fase transisi, saat sebagian besar atlet
melakukan sedikit latihan kekuatan, saat inilah waktu untuk memulai program
latihan kekuatan untuk membentuk fondasi dari sini latihan berikutnya dibangun.
Pada saat tahap awal persiapan, beberapa kunci tujuan latihan ditujukan untuk :
·
Merangsang peningkatan
masa otot, menurunkan kadar lemak, perubahan kualitas jaringan ikat (ligamen).
·
Meningkatkan kerja
jangka pendek, dimana akan mengurangi kelelahan dalam proses latihan
selanjutnya saat intensitas dan volume latihan yang berorientasi pada teknik
tinggi.
·
Meletakkan fondai
neuromuskular dan kebugaran, dimana akan mencegah cidera.
·
Membangun keseimbangan
neuromuskular , dengan tujuan untuk mengurangi resiko cedera.
Pada
subfase ini berlangsung 4-6 minggu sementara untuk atlet junior 9-12 minggu.
Intensitas latihan berkisar 40-65% dari satu angkatan maksimal (1 RM), dengan
pengulangan latihan 8-12 kali.
2.6.2 Fase
Kekuatan Maksimal
Fase kekuatan maksimal biasa disebut fase kekuatan dasar.
Jangka waktu untuk fase ini antara 1-3 bulan tergantung jenis olahraganya,
kebutuhan atlet, dan program latihan tahunannya. Untuk olahraga yang yang
tergantung pada kualitas kekuatan maksimal seperti rugby, tolak peluru,
waktunya bisa mencapai 3 bulan. Sedangkan olahraga dimana kekuatan maksimal
adalah fondasi, seperti balap sepeda, lari lintas alam, fase ini bisa
berlangsung selama 1 bulan.
Untuk membangun kekuatan maksimal dianjurkan untuk
dilakukan 3 set dengan 4-6 pengulangan, sedangkan beban latihan antara 75% dan
85% dari kekuatan maksimal (1 RM).
2.6.3 Fase
Konfersi
Fase konfersi disebut juga fase kekuatan eksplosif
(power), juga merupakan masa transisi antara fase persiapan dan fase
pertandingan. Namun, tidak semua fokus pada fase inipada peningkatan power
semata, ada beberapa olahraga yang memerlukan kemampuan daya tahan yang baik.
Jadi karakteristik fisiologis dari olahraga di fase ini difokuskan pada
pengembangan power dan kekuatan daya tahan.
2.6.4 Fase
Pemeliharaan
Pada fase ini program latihan tahunan dibuat untuk
mempertahankan standar fisiologis dan penampilan yang dicapai saat fase latihan
sebelumnya. Secara umum fase pemeliharaan ini berisi jumlah atau volume latihan
yang kecil (2-4 masa latihan yang besar) dilakukan 1-3 set, 1-3 pengulangan,
intensitas latihan 30-100% dari 1 angkatan maksimal. Frekuensi latihan saat
fase ini dapat berlangsung 1-5 hari/
siklus mikro tergantung tujuan program latihan dan jadwal pertandingan.
2.6.5 Fase Istirahat (cessation)
Biasanya dianjurkan latihan kekuatan
dihentikan 5-7 hari dari waktu pertandingan utama. Ini akan mengurangi tingkat
kelelahan kumulatif dari seorang atlet, mengurangi tingkat stres atlet,
memfasilitasi terjadinya superkompensasi fisiologis dan psikologis atau
meningkatkan kesiapan, bersamaan dengan meningkatnya potensi prestasi dan
penampilan atlet yang tinggi.
2.6.6 Fase Kompensasi
Tujuan utama dari fase ini adalah
untuk menghilangkan kelelahan dan memungkinkan atlet untuk melakukan pemulihan.
Dimana sangat dibutuhkan pelatih fisik, terapis fisik, atau fisioterapis yang
selalu mendampingi atlet selama proses latihan.
Pada saat berlangsungnya fase ini,
melepaskan diri dari status cedera dan rehabilitasi, semua atlet harus
memperhatikan istirahat aktif dari program latihan termasuk melakukan beberapa
latihan kekuatan.
2.7 Periodisasi Latihan
Daya Tahan
Daya tahan dikembangkan dalam beberapa tahapan yang
berbeda pada perencanaan latihan tahunan, yaitu : Latihan daya tahan aerobik dan daya tahan khusus. Latihan daya tahan aerobik dan daya tahan khusus
adalah komponen latihan daya tahan, targetnya adalah melatih system energy yang
spesifik dengan cabang olahraga yang ada. Daya tahan khusus dikembangkan
menggunakan latihan interval dengan intensitas yang tinggi atau menggunakan
metode latihan interval sesuai kebutuhan cabang olahraganya.
2.7.1 Daya Tahan Aerobik
Aerobik atau daya tahan oxidative dikembangkan
setelah fase transisi dan awal fase persiapan (1-3 bulan), biasanya didapat
dengan menggunakan metode kesegaran dan terus menerus dengan intensitas yang
sedang (missal dengan lari jarak jauh yang perlahan).
Adapun fungsi peningkatan daya tahan kardiorespirasi
adalah :
1. Meningkatkan
kapilarisasi, yang memungkinkan meningkatkan penyaluran oksigen dan zat makanan..
2. Meningkatkan
konsentrasi hemoglobin, jumlah sel darah merah, dan volume darah.
3. Menurunkan
denyut nadi sumaksimal dan tekanan darah istirahat.
4. Meningkatkan
power aerobik maksimal (VO2max).
5. Meningkatkan
curan jantung (cardiac output)
6. Meningkatkan
stroke volume
7. Meningkatkan
aliran darah untuk kerja otot
8. Meningkatkan
pergantian oksigen dalam paru-paru
9. Meningkatkan
volume stroke submaksimal
Peningkatan fungsi system otot rangka :
1. Meningkatkan
isi serabut otot tipe 1
2. Meningkatkan
kapasitas oxidasi enzim
3. Miningkatkan
konsentrasi mioglobin
4. Meningkatkan
ukuran dan kepadatan mitokondria
5. Meningkatkan
kapasitas daya tahan otot
2.7.2 Latihan Daya Tahan
Khusus
Pengembangan daya tahan khusus bertepatan dengan fase
pra-pertandingan dan pertandingan pada perencanaan latihan tahunan. Metode
latihan yang cocok tergantung pada karakteristik bioenergetic dari cabang
olahraga yang kebutuhan individu dari atlet. Untuk beberapa cabang olahraga,
pelatihan harus memperhatikan kebutuhan intensitas latihan melebihi intensitan saat
pertandingan atau perlombaan.
2.8 Periodisasi Latihan
Kecepatan
Periodisasi
latihan kecepatan tergantung pada karakteristik cabang olah raga
termasuk tingkat prestasi dan jadwal pertandingan. Fase latihan kecepatan dapat
dibagi menjadi beberapa sub fase yaitu : aerobik dan daya tahan anaerobik;
kecepatan maksimal dan fase daya tahan anaerobik maksimal; fase kecepatan
khusus dan fase kecepatan khusus; kelincahan dan fase kelincahan reaktif.
2.8.1 Fase Aerobik dan Daya
Tahan Anaerobik
Metode latihan yang dipakai adalah metode latihan
yang pertama dengan latihan dengan tempo yang extensive, termasuk repetisi dari
jarak yang banyak, lebih dari 200meter dilakukan dengan kurng dari 70% dari
kecepatan maksimal, 45 detik diantara pengulangan dan kurang dari 2 menit
diantara set. Tempo latihan dengan tempo ini akan enggambarkan kapasitas aerobik
dan power aerobik.
Latihan dengan tempo intensif (high intensity
interval training) termasuk intensitas yang tinggi (80-90% dari maksimal) dan
dengan jarak yang panjang (>80m) dengan 3detik – 5menit istirahat antar
pengulangan dan 3-10 menit antar set. Metode latihan ini meningkatkan kapasitas
anaerobik dan targetnya pada system energy campuran.
Alternative metode latihan dengan tempo yang
intensif, tujuannya adalah peningkatan daya tahan kecepatan dilakukan dengan
jarak latihan 50-150meter, dengan intensitas tinggi (90-100% dari maksimal)
dengan waktu istirahat yang panjang 1-10 menit antar pengulangan dan 3-4 menit
antar set. Tujuannya adalah untuk menciptakan tingkat stress fisiologis yang
tinggi, membangun fondasi untuk membangun kemampuan kecepatan dimasa yang akan
dating.
2.8.2 Kecepatan Maksimal dan Fase
Daya Tahan Anaerobik
Kecepatan dapat dibangun dengan sprint jarak pendek
(20-80m) dilakukan dengan intensitas yang tinggi (90-100m dari maksimal) dengan
istirahat yang panjang 3-5 menit antar pengulangan, dan 6-8 menit antar set.
Latihan daya tahan kecepatan dengan menggunakan
intensitas latihan 95-100% dari maksimal, sprint jarak pendek <80meter
dilakukan istirahat 1 menit antar pengulangan, dan 4 menit antar set.
2.8.3 Fase Kecepatan Khusus
Pada fase ini harus mengandung bentuk-bentuk latihan
untuk membangun waktu reaksi, khususnya untuk olahraga tim, dan olahraga
beladiri. Pada saat ini program latihan harus dimulai untuk menggabungkan
bentuk latihan kelincahan dan waktu reaksi.
2.8.4 Kecepatan Khusus,
Kelincahan, dan Fase kelincahan Reaktif
Pada fase ini menggunakan metode dan bentuk latihan
untuk membangun kecepatan dan memperbaiki kemampuan yang terkait, seperti kelincahan
dan reaksi.
Komponen lain dari kecepatan adalah persepsi untuk
mengambil sebuah keputusan, yang berhubungan dengan reaksi atau pemindahan
visual, pengenalan pola gerak, dan pengetahuan dengan situasi yang ada. Ini
disebut dengan kalincahan reaktif dan ini ditandai dengan kemampuan untuk
bereaksi terhadap situasi.
2.9 Periodisasi
Yang Terintegrasi
Hal
terpenting dalam menyusun program latihan adalah penggabungan faktor-faktor
latihan. Sering para ilmuan olahraga, pelatih, dan praktisi olahraga mengisolasi
faktor-faktor latihan bukan menggabungkannya dalam program latihan. Untuk
memaksimalkan kemampuan para pelatih untuk menyusun dan menghasilkan program
latihan yang baik, keterlibatan tim ahli-ahli dari berbagai keilmuan mungkin
sangat dibutuhkan.
Mengintegrasikan semoa komponen-komponen latihan ke dalam program latihan tahunan yang
komprehensif dibutuhkan pelatih dan pencapaian tim sebuah olahraga untuk
mengevaluasi atlet dan tujuan-tujuan dari latihan, dengan susunan faktor-faktor
latihan yang tepat.
2.10 Fase
Perencanaan Latihan Tahunan Dan Karakteristiknya
Perencanaan latihan tahunan
harus mengandung setidaknya fase-fase latihan (persiapan, pertandingan, dan
fase transisi). Jumlah waktu yang dibutuhkan dari ketiga fase tersebut
tergantung pada tipe siklus yang digunakan.
2.10.1 Fase
Persiapan
Fase
persiapan mempunyai tujuan sebagai berikut :
·
Memperoleh dan
meningkatkan kapasitas latihan fisik umum.
·
Meningkatkan kemampuan
biomotor
·
Memupuk sifat-sifat
psikologis
·
Membangun,
meningkatkan, atau teknik yang sempurna.
·
Membuat atlet familiar
dengan penguasaan dasar strategi dalam tahapan pada fase selanjutnya.
·
Mengajarkan atlet teori
dan metodologi latihan khusus olahraganya.
2.10.2 Fase
pertandingan
Beberapa tujuan umum yang ditujukan saat fase pertandingan,
berdasarkan cabang olahraga adalah sebagai berikut :
·
Melanjutkan atau
mempertahankan kemampuan spesifik olahraga.
·
Meningkatkan
sifat-sifat psikologis.
·
Penyempurnaan dan
konsolidasi teknik.
·
Meningkatkan performa
atlet ketingkat yang tertinggi.
·
Penyempurnaan manuver
teknik dan taktik.
·
Memperoleh pengalaman
bertanding.
·
Mempertahankan
kebugaran fisik sesuai tuntutan cabang olahraga.
2.10.3 Unloading
dan Sub-fase Tapering
Sub-fase tapering dan unloading harus berlangsung selama 8-14 hari, dan dapat
dipakai sebagai metode menurunkan volume dan intensitas latihan. Pada siklus
mikro pertama volume diturunkan 40% sampai 50%, tergantung dari level latihan
dilakukan prioritas unloading. Untuk siklus mikro kedua penurunan volume dan
intensitas latihan diberikan 50% sampai 60%.
5 comments:
bagus mas artikelnya tapi referensinya dari mana mas(sumber)
Terima kasih masukannya mas.
makasih pengetahuannya
materinya padat banget mas,,,bisa buat bahan untuk menyusun program latihan dalam dunia olahraga ya mas
Materi bagus nich bias buat tambah refrensi serta bisa buat ngerjain tugas kuliah. Makasi min
Kunjungi juga cara membuat program latihan
Post a Comment