Friday, 6 February 2015

Periodisasi Latihan




2.1 Konsep Periodisasi
Periodisasi adalah fondasi dari program latihan seorang atlet. Termonologi periodizatiation adalah berasal dari kata period, yang dapat menggambarkan porsi atau pembagian waktu. Periodisasi adalah metode dimana latihan dibagi kedalam bagian terkecil, mudah mengatur bagian–bagian yang dilakukan, dimana bagian–bagian tersebut disebut sebagai fase latihan.
Periodisasi latihan telah digunakan pertama kali pada Olimpiade kuno (776 sebelum masehi sampai 393 setelah masehi) dimana Philostratus adalah salah satu penggagas pertama dari periodisasi latihan. Dia membuat program latihan tahunan persiapan Olimpiade kuno, dengan beberapa pertandingan informal sebelumnya, dan memberikan periode istirahat/pemulihan setelah pertandingan. Modal program latihan seperti yang dilakukan Philostratus ini menjadi rujukan dalam mempersiapkan Olimpiade modern sekarang ini oleh negara-negara Amerika dan Eropa.
Pada tahun 1965, Lenoid P. Matveyev, seorang ilmuan olahraga Rusia mempublikasikan model perencanaan latihan tahunan yang berdasarkan pada pertanyaan yang diajukan kepada atlet-atlet Rusia tentang bagaimana mereka dilatih sebelum pelaksanaan Olimpiade tahun 1952 di  Helsinki, Finlandia. Dia membawa terminology periodizatiation dari sejarah, dimana para ahli sejarah merujuk kepada periode atau fase perkembangan manusia. Matveyev menganalisa data yang didapat dari atlet-atlet Rusia dan membuat model perencanaan latihan tahunan dan membaginya kedlam fase-fase, sub fase, dan proses latihan, dan dikenal sebagai model klasik dari periodisasi latihan.
Matveyev hanya membuat model perencanaan latihan tahunan dengan satu puncak pada fase kompetisi, ini tidak dapat mengakomodir kondisi latihan dan kompetisi pada semua cabang olahraga. Pada beberapa cabang olahraga mempunyai dua kompetisi puncak dalam satu tahun (bi-cycle plant), ada juga yang membuat tiga kompetisi puncak dalam satu tahun (try-cycle plant) dan ada juga yang mempunyai lebih dari tiga puncak penampilan dalam satu tahun.
Periodisasi latihan dapat diuji dalam konteks dua aspek penting dalam latihan, yaitu :
1.      Periodisasi membagi perencanaan latihan tahunan dalam fase latihan terkecil, membuatnya mudah untuk direncanakan dan mengatur program latihan, serta memastikan bahwa penampilan puncak dapat diraih pada saat kompetisi utama.
2.      Struktur periodisasi dari fase latihan targetnya adalah pada peningkatan kemampuan biomotor, dimana memungkinkan atlet membangun tingkatan tertinggi dari kecepatan, kekuatan, power, kelincahan dan mungkin tingkat daya tahannya.
Hampir semua cabang olahraga, program latihan tahunan dibagi menjadi tiga fase utama : persiapan, pertandingan, dan transisi. Fase persiapan dan pertandingan dibagi menjadi dua sub-fase, dimana diklasifikasi menjadi umum dan khusus kaerena mempunyai tujuan dan tugas yang berbeda. Jadi fase persiapan terdapat fase persiapan umum dan fase persiapan khusus, sedangkan pada fase pertandingan terdapat fase pra-pertandingan dan pertandingan utama.
Tabel. Pembagian Perencanan Tahunan kedalam fase dan Siklus Latihan

PROGRAM LATIHAN TAHUNAN
Fase latihan
Persiapan
Pertandingan
Transisi
Sub - fase
Persiapan Umum
Persiapan Khusus



Siklus Makro










Siklus mikro
































































2.2 Kebutuhan Periodisasi
Fase-fase latihan dirancang untuk menstimulus adaptasi fisiologis dan psikologis dan secara bertahap membentuk komponen spesifik yang dibutuhkan (fisik, teknik, dan taktik)untuk meningkatkan prestasi seorang atlet.
Fase persiapan adalah dimana dasar fisiologis untuk suatu penampilan dibentuk. Dimana fase pertandingan adalah waktu kapasitas prestasi seorang atlet dimaksimalkan. Jika pada saat fase persiapan kurang memadai, prestasi yang diharapkan pada saat fasepertandingan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena adaptasi fisiologis untuk menjawab kebutuhan prestasi tidak di kembangkan secara optimal. Setelah fase pertandingan selesai, fase transisi sangat penting untuk membuang kelelahan yang terbentuk sepanjang masa pertandingan dan memungkinkan atlet kembalai pulih dari stres secara fisiologis dan psikologis selam menghadapi pertandingan.
2.3    Macam Periodisasi Latihan
2.3.1   Periode Persiapan
-       dikembangkan kerangka umum fisik, teknik, taktik, dan persiapan mentalnya dalam menghadapi tahap pertandingan yang akan datang.
-       Membangun dan menciptakan kondisi umum atlet.
a.    Persiapan Umum
- Meningkatkan kondisi fisik dasar (daya tahan kardiovaskuler, kelentukan, dan kekuatan otot).
- Memperbaiki elemen-elemen teknik dan taktik cabang olahraga.
- Memperkenalkan dasar-dasar taktik.
- Melatih mental.
b. Persiapan Khusus
- Meningkatkan kondisi fisik menjadi lebih spesifik sesuai dengan cabang olahraganya.
- Penyempurnaan teknik dan taktik.
2.3.2   Periode Pertandingan
-  Mengembangkan kemampuan biomotor.
-  Menyempurnakan teknik dan taktik.
-  Mencari pengalaman bertanding.
a. Pra Pertandingan
-          Melibatkan atlet dalam beberapa jenis pertandingan, sehingga pelatih dapan mengevaluasi secara obyektif.
-          Mempersiapkan secara khusus mengenai perkembangan mental dan emosional atlet.
-          Hindari hal-hal yang mudah menimbulkan cedera.
b. Pertandingan
-          Atlet sudah dalam kondisi siap tempur sehingga lebih percaya diri dan memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai kemenangan.
2.3.3   Periode Transisi
- Mengistirahatkan psikologis dan regenerasi biologis.
- Evaluasi hasil prestasi serta program dan proses latihan.
- Memperthnkan kondisi fisik sampai sekitar 50%.
2.4 Periodisasi Selektif
Pelatih harus mempertimbangkan kesiapan atlet untuk menghadapi jadwal pertandingan yang intensif, dengan menggunakan paduan sebagai berikut :
1.      Monocycle, sangat dianjurkan sebagai dasar model program latihan tahunan untuk atlet pemula dan junior, yang mempunyai persiapan yang panjang untuk mengembangkan fondasi teknik dan taktik serta elemen fisik. Model ini sangat cocok untuk olahraga yang dominan kemampuan biomotornya adalah daya tahan.
2.      Bi-cycle, biasanya digunakan untuk atlet senior atau elit atlet, yang akan mengikuti kualifikasi kejuaraan nasional, dimana fase persiapan lebih panjang dari fase yang lainnya.
3.      Multi puncak, digunakan untuk atlet yang berpengalaman atau atlet level internasional, kiranya atlet ini sudah mempunyai fondasi yang mantap yang memungkinkan mereka mengatasi program latihan dengan tiga puncak atau lebih.
Model perencanaan latihan tahunan masih dikembangkan oleh beberapa penulis, khususnya di Amerika Serikat. Hati-hati untuk memeriksa model latihan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik seperti dibawah ini :
1.      Monocycle ini cocok untuk olahraga musiman dengan satu pertandingan utama.
2.      Model latihan berdasarkan kepada kekhususan latihan untuk kecepatan dan olahraga-olahraga power seperti lari sprint, dan lempar yang merupakan nomor-nomor dalam cabang olahraga atletik.
3.      Curve volume dan intensitas latihan mungkin tidak cocok untuk olahraga yang dominan daya tahan.
Tahap persiapan dan tahap pertandingan ditandai dengan beberapa karakterisitik yang spesifik. Pada tahap persiapan sampai awal tahap pertandingan, volume latihan ditekankan pada intensitas rendah sesuai dengan cabang olahraganya, saat masa persiapan kuantitas kerja sangat tinggi sementara intensitas kerja rendah. Pada saat masa pertandingan semakin dekat volume latihan semakin turun sementara curva intensitas meningkat. Sementara pada masa pertandingan penekanan yang lebih tinggi pada intensitas latihan atau kualitas dari kerja. Tipe dari model satu puncak (mono cycle) ini adalah cocok untuk olahraga-olahraga yang dominan menggunakan kecepatan dan power karena pada saat grafik volume latihan menurun kelelahan juga akan menurun dan latihan dapat ditekankan pada pengembangan kecepatan dan power.
Sedangkan untuk olahraga yang menggunakan metabolisme aerobik atau dimana kontribusi bioenergetiknya 50%-50% (anaerobik/aerobik), volume latihan harus tinggi selama masa pertandingan.
Saat kerja atau latihan pada olahraga yang mempunyai dua sesi yang tepisah, seperti atletik, dimana mempunyai sesi pertandingan di dalam dan di luar ruangan, maka harus menggunakan model perencanaan latihan dengan dua puncak atau bi-cycle.  Bi-cycle mencangkup tahapan-tahapan sebagai berikut :
·         Fase persiapan I : adalah tahap persiapan pertama, dimana harus lebih panjang, berlangsung kurang lebih 3 bulan dan dibagi menjadi persiapan umum dan khusus.
·         Fase pertandingan I : fase pertandingan pertama, berlangsung selama 2,5 bulan dan membawa atlet pada penampilan puncaknya.
·         Fase transisi II : fase transisi pertama berlangsung kira-kira 1 sampai 2 minggu dan ditandai dengan periode unloading untuk memulihkan atlet. Fase ini akan membawa pada fase persiapan kedua.
·         Fase persiapan II : berlangsung kurang lebih 2 bulan, latihan untuk persiapan umum lebih pendek dari pada latihan untuk persiapan khususnya.
·         Fase pertandingan II : waktunya lebih panjang sekitar 3,5 bulan, dan membawa atlet pada penampilan puncaknya.
·         Fase transisi II : berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan dan dipakai untuk memulihkan kondisi atlet. Fase ini berhubungan dengan program latihan tahunan berikutnya.
Untuk olahraga seperti tinju, gulat, dan senam yang mempunyau tiga pertandingan penting (misalnya kejuaraan nasional, babak kualifikasi, dan pertandingan puncaknya) menggunakan program latihan tahunan menggunakan tiga puncak (tri-cycle), yang mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut :
·         Fase persiapan I : fase terlama dengan waktu kurang lebih 2 bulan, berisi persiapan umum dan khusus.
·         Fase pertandingan I : fase pertandingan terpendek yaitu berlangsung selama 1,5 bulan.
·         Fase transisi I : fase terpendek merupakan penghubung fase kompetisi pertama dan fase persiapan kedua, periode pemulihan atlet.
·         Fase persiapan II : lebih pendek dari fase persiapan pertama sekitar 1,5 bulan, hanya berisi persiapan khusus.
·         Fase pertandingan II : waktunya lebih panjang dari fase pertandingan pertama sekitar 1,7 bulan.
·         Fase transisi II : berisi periode pemulihan singkat yang memungkinanatlet pulih dari pertandingan.
·         Fase pertandingan III : fase pertandingan yang lebih panjang dari persiapan sebelumnya. Karena fase ini puncak prestasi atlet harus muncul pada pertandingan puncak yang diinginkan.
·         Fase transisi III : fase transisi terpanjang sekitar 1 bulan, memiliki peran yang penting dalam mendorong pemulihan dan mempersiapkan untuk program latihan berikutnya.
2.5 Periodisasi Kemampuan Biomotor
            Periodisasi adalah sebuah konsep yang berlaku untuk mengembangkan kemampuan biomotor untuk olahraga yang dipilih. Beberapa olahraga, umumnya individual, memiliki periodisasi dengan struktur yang hilang, khususnya olahraga daya tahan. Dibanyak cabang olahraga dimana kemampuan fisiknya dominan power, pengembangan power adalah sebuah fungsi untuk memaksimalkan kekuatan dan kecepatan. Untuk itu lebih baik untuk membangun kekuatan maksimal saat bagian awal dari fase persiapan kemudian dikonversi untuk memperoleh kemampuan power di fase pertandingan.
2.6 Periodisasi Latihan Kekuatan
            Mengacu pada konsep penting dari latihan, periodisasi latihan mengacu pada dua komponen yaitu, perencanaan periodisasi tahunan dengan variasi bentuk latihan, dan periodisasi kekuatan atau bagaimana latihan kekuatan itu dapat efektif dijalankan (Bompa, 1999: 86). Tujuan, isi dan metode program latihan kekuatan dapat terjadi sebuah perubahan selama fase program latihan tahunan. Perubahan yang terjadi harus melihat kekuatan yang dibutuhkan pada satu cabang olahraga, even, atau atlet perorangan dibutuhkan untuk penampilan yang optimal. Perubahan juga tergantung fase latihan program latihan tahunan dan target adaptasi fisiologis pada fase tersebut.
2.6.1 Adaptasi Anatomi
            Setelah melewati fase transisi, saat sebagian besar atlet melakukan sedikit latihan kekuatan, saat inilah waktu untuk memulai program latihan kekuatan untuk membentuk fondasi dari sini latihan berikutnya dibangun. Pada saat tahap awal persiapan, beberapa kunci tujuan latihan ditujukan untuk :
·         Merangsang peningkatan masa otot, menurunkan kadar lemak, perubahan kualitas jaringan ikat (ligamen).
·         Meningkatkan kerja jangka pendek, dimana akan mengurangi kelelahan dalam proses latihan selanjutnya saat intensitas dan volume latihan yang berorientasi pada teknik tinggi.
·         Meletakkan fondai neuromuskular dan kebugaran, dimana akan mencegah cidera.
·         Membangun keseimbangan neuromuskular , dengan tujuan untuk mengurangi resiko cedera.
Pada subfase ini berlangsung 4-6 minggu sementara untuk atlet junior 9-12 minggu. Intensitas latihan berkisar 40-65% dari satu angkatan maksimal (1 RM), dengan pengulangan latihan 8-12 kali.
2.6.2 Fase Kekuatan Maksimal
            Fase kekuatan maksimal biasa disebut fase kekuatan dasar. Jangka waktu untuk fase ini antara 1-3 bulan tergantung jenis olahraganya, kebutuhan atlet, dan program latihan tahunannya. Untuk olahraga yang yang tergantung pada kualitas kekuatan maksimal seperti rugby, tolak peluru, waktunya bisa mencapai 3 bulan. Sedangkan olahraga dimana kekuatan maksimal adalah fondasi, seperti balap sepeda, lari lintas alam, fase ini bisa berlangsung selama 1 bulan.
            Untuk membangun kekuatan maksimal dianjurkan untuk dilakukan 3 set dengan 4-6 pengulangan, sedangkan beban latihan antara 75% dan 85% dari kekuatan maksimal (1 RM).
2.6.3 Fase Konfersi
            Fase konfersi disebut juga fase kekuatan eksplosif (power), juga merupakan masa transisi antara fase persiapan dan fase pertandingan. Namun, tidak semua fokus pada fase inipada peningkatan power semata, ada beberapa olahraga yang memerlukan kemampuan daya tahan yang baik. Jadi karakteristik fisiologis dari olahraga di fase ini difokuskan pada pengembangan power dan kekuatan daya tahan.
2.6.4 Fase Pemeliharaan
            Pada fase ini program latihan tahunan dibuat untuk mempertahankan standar fisiologis dan penampilan yang dicapai saat fase latihan sebelumnya. Secara umum fase pemeliharaan ini berisi jumlah atau volume latihan yang kecil (2-4 masa latihan yang besar) dilakukan 1-3 set, 1-3 pengulangan, intensitas latihan 30-100% dari 1 angkatan maksimal. Frekuensi latihan saat fase ini dapat berlangsung  1-5 hari/ siklus mikro tergantung tujuan program latihan dan jadwal pertandingan.
2.6.5 Fase Istirahat (cessation)
            Biasanya dianjurkan latihan kekuatan dihentikan 5-7 hari dari waktu pertandingan utama. Ini akan mengurangi tingkat kelelahan kumulatif dari seorang atlet, mengurangi tingkat stres atlet, memfasilitasi terjadinya superkompensasi fisiologis dan psikologis atau meningkatkan kesiapan, bersamaan dengan meningkatnya potensi prestasi dan penampilan atlet yang tinggi.
2.6.6 Fase Kompensasi
            Tujuan utama dari fase ini adalah untuk menghilangkan kelelahan dan memungkinkan atlet untuk melakukan pemulihan. Dimana sangat dibutuhkan pelatih fisik, terapis fisik, atau fisioterapis yang selalu mendampingi atlet selama proses latihan.
            Pada saat berlangsungnya fase ini, melepaskan diri dari status cedera dan rehabilitasi, semua atlet harus memperhatikan istirahat aktif dari program latihan termasuk melakukan beberapa latihan kekuatan.
2.7 Periodisasi Latihan Daya Tahan
Daya tahan dikembangkan dalam beberapa tahapan yang berbeda pada perencanaan latihan tahunan, yaitu : Latihan daya tahan aerobik dan daya tahan khusus. Latihan daya tahan aerobik dan daya tahan khusus adalah komponen latihan daya tahan, targetnya adalah melatih system energy yang spesifik dengan cabang olahraga yang ada. Daya tahan khusus dikembangkan menggunakan latihan interval dengan intensitas yang tinggi atau menggunakan metode latihan interval sesuai kebutuhan cabang olahraganya.
2.7.1 Daya Tahan Aerobik
Aerobik atau daya tahan oxidative dikembangkan setelah fase transisi dan awal fase persiapan (1-3 bulan), biasanya didapat dengan menggunakan metode kesegaran dan terus menerus dengan intensitas yang sedang (missal dengan lari jarak jauh yang perlahan).
Adapun fungsi peningkatan daya tahan kardiorespirasi adalah :
1.      Meningkatkan kapilarisasi, yang memungkinkan meningkatkan penyaluran oksigen dan zat makanan..
2.      Meningkatkan konsentrasi hemoglobin, jumlah sel darah merah, dan volume darah.
3.      Menurunkan denyut nadi sumaksimal dan tekanan darah istirahat.
4.      Meningkatkan power aerobik maksimal (VO2max).
5.      Meningkatkan curan jantung (cardiac output)
6.      Meningkatkan stroke volume
7.      Meningkatkan aliran darah untuk kerja otot
8.      Meningkatkan pergantian oksigen dalam paru-paru
9.      Meningkatkan volume stroke submaksimal
Peningkatan fungsi system otot rangka :
1.      Meningkatkan isi serabut otot tipe 1
2.      Meningkatkan kapasitas oxidasi enzim
3.      Miningkatkan konsentrasi mioglobin
4.      Meningkatkan ukuran dan kepadatan mitokondria
5.      Meningkatkan kapasitas daya tahan otot
2.7.2 Latihan Daya Tahan Khusus
Pengembangan daya tahan khusus bertepatan dengan fase pra-pertandingan dan pertandingan pada perencanaan latihan tahunan. Metode latihan yang cocok tergantung pada karakteristik bioenergetic dari cabang olahraga yang kebutuhan individu dari atlet. Untuk beberapa cabang olahraga, pelatihan harus memperhatikan kebutuhan intensitas latihan melebihi intensitan saat pertandingan atau perlombaan.
2.8 Periodisasi Latihan Kecepatan
Periodisasi  latihan kecepatan tergantung pada karakteristik cabang olah raga termasuk tingkat prestasi dan jadwal pertandingan. Fase latihan kecepatan dapat dibagi menjadi beberapa sub fase yaitu : aerobik dan daya tahan anaerobik; kecepatan maksimal dan fase daya tahan anaerobik maksimal; fase kecepatan khusus dan fase kecepatan khusus; kelincahan dan fase kelincahan reaktif.


2.8.1 Fase Aerobik dan Daya Tahan Anaerobik
Metode latihan yang dipakai adalah metode latihan yang pertama dengan latihan dengan tempo yang extensive, termasuk repetisi dari jarak yang banyak, lebih dari 200meter dilakukan dengan kurng dari 70% dari kecepatan maksimal, 45 detik diantara pengulangan dan kurang dari 2 menit diantara set. Tempo latihan dengan tempo ini akan enggambarkan kapasitas aerobik dan power aerobik.
Latihan dengan tempo intensif (high intensity interval training) termasuk intensitas yang tinggi (80-90% dari maksimal) dan dengan jarak yang panjang (>80m) dengan 3detik – 5menit istirahat antar pengulangan dan 3-10 menit antar set. Metode latihan ini meningkatkan kapasitas anaerobik dan targetnya pada system energy campuran.
Alternative metode latihan dengan tempo yang intensif, tujuannya adalah peningkatan daya tahan kecepatan dilakukan dengan jarak latihan 50-150meter, dengan intensitas tinggi (90-100% dari maksimal) dengan waktu istirahat yang panjang 1-10 menit antar pengulangan dan 3-4 menit antar set. Tujuannya adalah untuk menciptakan tingkat stress fisiologis yang tinggi, membangun fondasi untuk membangun kemampuan kecepatan dimasa yang akan dating.
2.8.2 Kecepatan Maksimal dan Fase Daya Tahan Anaerobik
Kecepatan dapat dibangun dengan sprint jarak pendek (20-80m) dilakukan dengan intensitas yang tinggi (90-100m dari maksimal) dengan istirahat yang panjang 3-5 menit antar pengulangan, dan 6-8 menit antar set.
Latihan daya tahan kecepatan dengan menggunakan intensitas latihan 95-100% dari maksimal, sprint jarak pendek <80meter dilakukan istirahat 1 menit antar pengulangan, dan 4 menit antar set.
2.8.3 Fase Kecepatan Khusus
Pada fase ini harus mengandung bentuk-bentuk latihan untuk membangun waktu reaksi, khususnya untuk olahraga tim, dan olahraga beladiri. Pada saat ini program latihan harus dimulai untuk menggabungkan bentuk latihan kelincahan dan waktu reaksi.
2.8.4 Kecepatan Khusus, Kelincahan, dan Fase kelincahan Reaktif
Pada fase ini menggunakan metode dan bentuk latihan untuk membangun kecepatan dan memperbaiki kemampuan yang terkait, seperti kelincahan dan reaksi.
Komponen lain dari kecepatan adalah persepsi untuk mengambil sebuah keputusan, yang berhubungan dengan reaksi atau pemindahan visual, pengenalan pola gerak, dan pengetahuan dengan situasi yang ada. Ini disebut dengan kalincahan reaktif dan ini ditandai dengan kemampuan untuk bereaksi terhadap situasi.
2.9 Periodisasi Yang Terintegrasi
            Hal terpenting dalam menyusun program latihan adalah penggabungan faktor-faktor latihan. Sering para ilmuan olahraga, pelatih, dan praktisi olahraga mengisolasi faktor-faktor latihan bukan menggabungkannya dalam program latihan. Untuk memaksimalkan kemampuan para pelatih untuk menyusun dan menghasilkan program latihan yang baik, keterlibatan tim ahli-ahli dari berbagai keilmuan mungkin sangat dibutuhkan.
            Mengintegrasikan semoa komponen-komponen  latihan ke dalam program latihan tahunan yang komprehensif dibutuhkan pelatih dan pencapaian tim sebuah olahraga untuk mengevaluasi atlet dan tujuan-tujuan dari latihan, dengan susunan faktor-faktor latihan yang tepat.
2.10 Fase Perencanaan Latihan Tahunan Dan Karakteristiknya
            Perencanaan latihan tahunan harus mengandung setidaknya fase-fase latihan (persiapan, pertandingan, dan fase transisi). Jumlah waktu yang dibutuhkan dari ketiga fase tersebut tergantung pada tipe siklus yang digunakan.
2.10.1 Fase Persiapan
            Fase persiapan mempunyai tujuan sebagai berikut :
·         Memperoleh dan meningkatkan kapasitas latihan fisik umum.
·         Meningkatkan kemampuan biomotor
·         Memupuk sifat-sifat psikologis
·         Membangun, meningkatkan, atau teknik yang sempurna.
·         Membuat atlet familiar dengan penguasaan dasar strategi dalam tahapan pada fase selanjutnya.
·         Mengajarkan atlet teori dan metodologi latihan khusus olahraganya.
2.10.2 Fase pertandingan
            Beberapa tujuan umum yang ditujukan saat fase pertandingan, berdasarkan cabang olahraga adalah sebagai berikut :
·         Melanjutkan atau mempertahankan kemampuan spesifik olahraga.
·         Meningkatkan sifat-sifat psikologis.
·         Penyempurnaan dan konsolidasi teknik.
·         Meningkatkan performa atlet ketingkat yang tertinggi.
·         Penyempurnaan manuver teknik dan taktik.
·         Memperoleh pengalaman bertanding.
·         Mempertahankan kebugaran fisik sesuai tuntutan cabang olahraga.
2.10.3 Unloading dan Sub-fase Tapering
            Sub-fase tapering dan unloading  harus berlangsung selama 8-14 hari, dan dapat dipakai sebagai metode menurunkan volume dan intensitas latihan. Pada siklus mikro pertama volume diturunkan 40% sampai 50%, tergantung dari level latihan dilakukan prioritas unloading. Untuk siklus mikro kedua penurunan volume dan intensitas latihan diberikan 50% sampai 60%.

5 comments:

Reaz_company said...

bagus mas artikelnya tapi referensinya dari mana mas(sumber)

pradana prisma mahardika said...

Terima kasih masukannya mas.

Sport Science said...

makasih pengetahuannya

dunia olahraga said...

materinya padat banget mas,,,bisa buat bahan untuk menyusun program latihan dalam dunia olahraga ya mas

zonapelatih said...

Materi bagus nich bias buat tambah refrensi serta bisa buat ngerjain tugas kuliah. Makasi min
Kunjungi juga cara membuat program latihan

Post a Comment