Friday 6 February 2015

Memar dalam Olahraga



            Olahraga merupakan kegiatan yang beresiko utama terjadi memar. Karena banyak olahraga yang bersinggungan secara langsung dengan lawan jenis atau alat olahraga. Hal ini tak dapat dipungkiri, tingal kita pandai-pandai untuk melakukan tekniknya secara baik dan benar. Luka memar (bruise/contussion) adalah jenis kekerasan benda tumpul (blunt force injury) yang merusak atau merobek pembuluh darah kapiler dalam jaringan subkutan sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya.
Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadangkala memberikan petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya, misalnya jejas ban yang sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi (Budiyanto A., 1997).
Letak, ukuran, dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan ( jaringan ikat longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis hemoragik) (Budiyanto A., 1997).
Umur luka memar dapat secara kasar diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari (Budiyanto A., 1997).
Terjadinya luka memar biasanya diawali oleh adanya suatu benturan /kekerasan dengan energi yang cukup untuk mengganggu permeabilitas sel-sel pembuluh darah sehingga terjadi pembengkakan di sekitar daerah tubuh yang terkena benturan. Pembengkakan ini ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan selsel sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstsial. Mula-mula pembengkakan timbul warna merah kebiruan lalu warnanya berubah menjadi biru kehitaman pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Setelah itu warnanya berubah menjadi biru kehijauan kemudian coklat. Warna menghilang pada minggu pertama sampai minggu ke-4.
Proses perubahan struktur jaringan diatas yang sering disebut sebagai proses peradangan (inflamasi) memiliki beberapa variasi tergantung lokasi dan struktur jaringan disekitar luka memar. Apabila terjadi pada daerah jaringan ikat longgar (mata, leher, atau pada lansia) maka luka memar yang tampak seringkali tidak sebanding dengan kekerasan, dalam arti lebih luas. Ada 4 faktor yang mempermudah terjadinya luka memar (contusion), yaitu:
  1. Jaringan lemak yang berada dibawah jaringan sublutan.
  2. Kulit (epidermis) yang tipis.
  3. Wanita lebih mudah mengalami luka memar (contusion)daripada lakilaki.
  4. Penyakit, seperti defisiensi vitamin K, penyakit kronis, hemophilia, sirosis, dan lain-lain.
Hal yang harus diingat bahwa luka memar yang disebabkan oleh serangan benda tumpul tidak dapat dilihat dengan segera. Dapat terlihat jejas sepanjang jaringan tubuh atau dapat meluas jika terdapat pada bagian –bagian tubuh yang bergantung pada grafitasi. Penampakan tempat dan waktu dari perubahan warna harus dinilai secara teliti sebelum membuat diagnosa pasti. Luka memar yang jelas terlihat pada muka , leher, tungkai bawah, dan di sekitar mata kaki dan kaki semua itu merupakan daerah-daerah yang rawan salah diagnosa. Selain itu tidak semua luka memar disebabkan oleh serangan, luka memar karena serangan dan yang bukan karena serangan dapat bercampur jadi diperlukan penekanan untuk membedakan antara lesi yang lama dengan yang baru ketika memeriksa sebuah kasus yang dicurigai karena serangan. Inilah yang membedakan antara luka memar dan lebam mayat.

Mekanisme
            Pada kasus luka memar, jejas sel terjadi dikarenakan trauma fisik benda tumpul. Sel yang terkena jejas akan mengalami beberapa fase unruk beradaptasi agar dapat kembali homeosatis. Mekanisme jejas sel pada luka memar merupakan suatu proses biomolekuler sel yang meliputi:
1. Ischemia.
Pada jejas reversible seperti luka memar, sel akan mengalami penurunan aktifitas oksidasi fosforilasi karena sel mengalami iskemia (kekurangan suplai nutrisi), sehingga terjadilah penurunan jumlah ATP (kalsium bebas dalam sitosol meningkat) dan penurunan kemampuan pompa natrium. Penurunan kemampuan pompa natrium ini berakibat ion natrium berakumulasi di dalam sel, terjadi pembengkakan sel (peningkatan isoosmotik), dan difusi ion kalium dari dalam sel.
Lain halnya dengan ion kalsium intra sel, pada kondisi ini terjadi peningkatan ion kalsium dalam sitoplasma yang berasal dari mitokondria yang fungsinya menurun, reticulum endoplasma, dan dari luar sel. Konsekuensi dari kenaikan kadar ion kalsium intra sel ini adalah terjadinya aktivasi beberapa enzim, antara lain:
a. Enzim ATP-ase (menurunkan kadar ATP).
b. Enzim Fosfoipase (menurunkan kadar fosfolipid).
c. Enzim Endonuklease (merusak inti kromatin).
d. Enzim Protease (merusal protein membrane dan
sitoskeletal).
Efek dari iskemia tidak berhenti sampai disini, Jejas sel pada luka memar juga memacu peningkatan glikolisis anaerob yang mengkibatkan :
a. Penipisan cadangan glikogen.
b. Akumulasi asam laktat.
c. Akumulasi fosfat anorganik.
d. Penurunan pH intrasel.
            Pada ribosom juga terjadi penurunan sintesis protein, fungsi mitokondria menjadi jelek, kenaikan permeabiltas membran, hingga kerusakan sitoskeleton. Pada akhirnya mitokondria, reticulum endoplasma, dan sekitar sel ikut membengkak.
2. Radikal Bebas (Activated Oxygen Species).
Jejas sel pada luka memar juga melibatkan radikal bebas, ini dapat dilihat pada proses kerusakan oleh karena proses peradangan. Radikal bebas sendiri ialah sejenis bahan kimia yang memiliki satu elektron tanpa pasangan pada orbit luarnya. Sifat radikal bebas tidak mantap, sangat reaktif, dalam sel mengadakan reaksi dengan bahan kimia anorganik dan organik, protein, lemak, dan karbohidrat. Sumber radikal bebas berasal dari hidrolisis air menjadi OH- dan H+ dengan ionisasi radiasi, raksi reduksi-oksidasi pada fisiologi normal (respirasi, oksidasi intrasel, dan resksi logam transisi), dan metabolism bahan kimia eksogen. Mekanisme jejas oleh karena radikal bebas meliputi:
a. Peroksidasi lemak dalam selaput organel sampai merusak retikulum endoplasma, mitokondria, dan komponen mikrosom lain.
b. Peroksidasi lipid pada membran.
c. Kerusakan pada DNA karena radikal bebas bereaksi dengan Thymine.
Karena termasuk dalam proses peradangan (inflamasi), maka luka memar memiliki 5 tanda mayor dari peradangan, yaitu: Rubor (kemerahan), Kalor (panas), Dolor (rasa sakit), Tumor (pembengkakan), dan Fungsio Laesa (perubahan fungsi). Ketika luka timbul, beberapa efek kemungkinan akan muncul, antara lain:
  1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
Kehilangan seluruh atau sebagain fungsi ini atau fungsiolaesa, merupakan efek gabungan dari bengkak, nyeri yang disertai sirkulasi abnormal, dan lingkungan kimiawi local yang abnormal.
  1. Respon stres simpatis.
Akibat sensasi Dolor (rasa sakit) dari peradangan disebabkan oleh perubahan pH local atau konsentrasi local ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung syaraf. Hal yang sama, pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamine.
  1. Perdarahan dan pembekuan darah.
  2. Kontaminasi bakteri.
  3. Kematian sel.

4 comments:

bisnis online said...

terus kalau udah memar, cara yang paling baik untuk menanganinya itu apa ya?

kumpulan situs judi bola terpercaya said...

langkah2 apa agar kita bisa menjauhi memar ketika melakukan olahraga yang ekstrim

Autobet88 said...

paling ngeri deh kalo uda sampe memar gitu

Anonymous said...

daftar casino online terpercaya

Post a Comment