A.
Sprain
Sprain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada ligamen
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi (DuniaFitnes.com). Kerusakan yang parah
pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Sprain dapat disebabkan stress berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan
yang berulang-ulang pada sendi.
Berdasarkan Van Mechelen dalam Arofah
(2012) berat ringannya cedera sprain dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1.
Sprain Tingkat I
Padacedera ini terdapat
sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Cedera
menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkakan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
2.
SprainTingkat II
Pada cedera ini lebih
banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum
yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi,
cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
3.
SprainTingkat III
Pada cedera ini seluruh
ligamentum putus, sehinnga kedua ujungnya terpisah. Persendian yang
bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan,
tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan–gerakan yang abnormal.
Pertolongan pertama pada cedera sprain umumnya adalah dengan
metoda RICE, yaitu: Rest (istirahat), Ice (kompres dingin/es), Compression
(pembebatan), Elevation (peninggian). RICE ini dianjurkan untuk dilaksanakan selama
2x24 jam. Setelah itu dapat dilakuakan terapi berupa masase (pijatan) dan contast
bath atau kompres air dingin dan hangat (Sudarsono) .
Tujuan utama penanggulangan
segera cedera dengan metode RICE adalah mengurangi nyeri dan pembengkakan yang
timbul di daerahcedera.
-
Segera
setelah terjadi cedera, istirahatkan orang yang cedera khususnya jaringan yang
mengalami cedera. Bebaskan dari beban baik
pakaian/kaus kaki maupun berat badan
yang harus ditunjang oleh struktur tersebut.
-
Kompres
daerah yang cedera dengan es atau sesuatu yang dingin, dengan cara menempelkan es
tersebut secara tidak langsung (dapat dengan memberi alas handuk basah).
Pertahankan selama 15 – 20 menit, jangan melebihi 30 menit. Hentikan kompres es
jika terjadi alergi dingin yang ditandai dengan kemerahan dan rasa gatal berlebihan
di daerah yang berkontak dengan es tersebut.
-
Bebat
atau beri tekanan pada daerah yang mengalami cedera. Pembebatan bertujuan membatasi
pembengkakan yang akan timbul pasca cedera. Jika pembebatan menimbulkan rasa
berdenyut-denyut, maka tekanan bebat harus dikurangi.
-
Tinggikan
daerah yang cedera, lebih tinggi dari jantung.
B.
Sprain
pada Glenohumeral
Glenohumeral sendi adalah sendi bola dan socket yang memungkinkan lengan untuk
bergerak dalam sebuah rotasi melingkar serta gerakan lengan kearah dan menjauh dari
tubuh. Gerakan sendi glenohumeral adalah fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi.
Glenohumeral sendi adalah sendi bola dan socket yang
terbentukantaraduatulang, yaitu humerus dan tulang belikat. Kepala humerus,
bertindak sebagai bola, cocok keujung skapula dikenal sebagai glenoid, soket. Dalam
sendi tertentu, kepala humerus,
bagaimanapun, tidak pas dalam glenoid karena kepala humerus jauh lebih besar dari
pada luas permukaan dari soket glenoid. Ini perbedaan ukuran menciptakan situasi
di mana dua tulang tidak pas cocok bersama tanpa bantuan struktur fisik lainnya.
Jadi bersama ini bergantung pada struktur lain untuk stabilitas. Stabilitas tersebut
dijaga oleh labrum, labrum adalah bagian dari tulang rawan yang terletak secara
langsung antara kepala humerus dan glenoid. Ini bagian dari tulang rawan menyediakan
permukaan halus yang memungkinkan untuk kepala humerus untuk memutar dengan gesekan
minim, sehingga bantalan baik humerus dan tulang belikat. Juga, labrum berbentuk seperti cincin, dengan bagian
luar labrum yang lebih tebal dari tengah ring. Ini bentuk tertentu yang memungkinkan untuk
labrum agar sesuai terhadap kepala humerus dan glenoid, fisik mencocokkan kepala
humerus yang lebih besar dengan permukaan kecil glenoid.
Otot-otot utama yang digunakan dalam hubungannya dengan sendi glenohumeral
adalah kelompok yang dikenal sebagai otot
manset rotator. Manset rotator terdiri dari empat otot, supraspinatus,
subskapularis, infraspinatus, dan teres minor. Keempat otot skapula terhubung ke
humerus. Salah satu tujuan utama dari otot manset rotator untuk menarik humerus
ke skapula sehingga dua tulang dipasang erat terhadap satu sama lain. Jadi otot
manset rotator yang penting untuk menstabilkan sendi glenohumeral. Manset
rotator membantu mencegah ketidakstabilan lebih lanjut dan ulangi kerusakan setelah
bahu terkilir. Peran penting lain dari manset rotator adalah untuk membantu dengan
gerakan lengan, terutama rotasi lengan. Supraspinatus membantu dengan penculikan
lengan, dan sangat rentan terhadap cedera selama fleksi dan abduksi lengan.
Labrum dan otot-otot manset rotator struktur lain ada yang membantu dengan
stabilisasi dan pergerakan sendi. Ada empat ligamen yang membantu dengan sendi glenohumeral.
Ligamen ini adalah ligamentum coracohumeral (antara proses coracoid dan humerus)
dan tiga ligamen glenohumeral (antara glenoid dan humerus).
Rata-rata
cedera ini terjadi akibat terjatuh dan posisi lengan menyangga berat badan tubuh.
C.
Treat
and Train
1.
Treat
Treat adalah perawatan atau
perlakuan yang dilakukan terhadap pasien,
dalam lingkup ini adalah atlet yang sedang mengalami cedera sprain pada glenohumeral.
Treat yang di berikan adalah berupa pemakaian arm sling yang berfungsi untuk meminimalisir
gerakan pada daerah glenohumeral selama perawatan. Selain itu juga diberi
masase pada daerah lokasi cedera. Yaitu pada lengan diberi masase dengan grip
effleurage.
2.
Train
Train adalah latihan yang diberikan pada atlet yang
bertujuan untuk :
-
Menjaga ROM (Range of Motion)
-
Menjaga kebugaran jasmani dan stamina
-
Menjaga kemampuan atlet (skill)
Besarnya kisaran
gerak sendi pada saat tidak cedera dapat menjadi target hasil latihan, dan
secara rinci tersaji sebagai berikut: 1) Fleksi ke depan: 0 – 180 derajat, 2) Ekstensi:
0 – 70 derajat, 3) Adduksi: 0 – 45 derajat.
Latihan untuk menjaga kebugaran jasmani harus tetap dilaksanakan.
Hal ini bisa dilakukan dengan jogging ringan sambil menggunakan arm
sling. Tersebut bisa juga diterapkan untuk latihan menjaga skill,
contohnya adalah latihan passing, dribling, dan lain sebagainya.
0 comments:
Post a Comment