Thursday 29 September 2016

Olahraga pada Usia Dini



1.        Pengertian Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang sejak dilahirkan sampai berusia delapan tahun (0-8 tahun) yang sedang mengalami proses tumbuh dan berkembang baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik (Khasanah, 2011). Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Maka usia dini merupakan masa keemasan dimana stimulasi seluruh aspek pengembangan berperan penting untuk tugas perkembangan.
Masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak. Usia dini merupakan usia dimana anak mulai mengenal diri dan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, pada masa ini anak harus diberi berbagai stimulus atau rangsangan agar tumbuh kembangnya menjadi baik. Stimulus tersebut dapat berupa pendidikan. Pendidikan akan membuat anak-anak menjadi lebih terarah khususnya dalam hal bermain. Anak akan diarahkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bagi perkembangan fisik dan mentalnya. Pendidikan usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal. Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda. Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut:
-          Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
-          Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
-          Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.

2.        Perkembangan Fisik Anak Usia Dini
Perkembangan fisik merupakan perkembangan yang signifikan bagi anak. Perkembangan fisik anak usia dini mencakup empat aspek yaitu:
a.         System syaraf, yang sangat berkaitan erat dengan perkembangan kecerdasan dan emosi.
b.        Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
c.         Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru.
d.        Struktur tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi tubuh.
Setiap anak perkembangan fisiknya berbeda-beda. Ada beberapa anak yang pertumbuhannya cepat dan ada beberapa anak yang pertumbuhannya lambat. Salah satu ciri pertumbuhan dan perkembangan anak adalah ditandai dengan bertambahnya tinggi badan anak (Hidayatullah, 2014). Biasanya ditemukan anak usia dini yang tinggi badannya berbeda dengan anak yang lain. Pada masa usia dini, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan relatif seimbang tetapi secara bertahap tubuh anak akan mengalami perubahan. Bilamana di masa bayi anak memiliki penampilan yang gemuk maka secara perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi lebih langsing, sedangkan kaki dan tangannya mulai memanjang.
Seiring dengan perkembangan fisik yang mulai matang, perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, berenang, main bola, dan atletik.
Anak-anak usia dini biasanya senang sekali bermain. Mereka tidak pernak kenal lelah dalam bermain. Hal ini dapat melatih kemampuan fisiknya. Perkembangan fisik pada anak dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek yaitu dapat ditinjau dari perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus.
a.         Perkembangan Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar dimiliki oleh seorang anak usia dini yang berada ada rentang usia 4-6 tahun, kompetensi tersebut terbagi menjadi 4 aspek yaitu:
1)      Berjalan, dengan indikator berjalan turun/naik tangga dengan menggunakan kedua kaki, berjalan pada garis lurus dan berdiri dengan satu kaki.
2)      Berlari, dengan indikator menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari, berbelok ke kanan/kiri tanpa kesulitan dan mampu berhenti dengan mudah.
3)      Melompat, dengan indikator mampu melompat ke depan, ke belakang dan ke samping.
4)      Memanjat, memanjat naik/turun tangga dan memanjat pohon.
b.        Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam menunjukkan dan menguasai gerakan-gerakan otot indah dalam bentuk koordinasi, ketangkasan, dan kecekatan dalam menggunakan tangan dan jari jemari. Orang tua dapat membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan memanfaatkan beragam media. Pada sisi lain, kemampuan motorik halus juga menjadi jembatan bagi anak untuk mengembangkan aspek kecerdasan jamak terkait dengan kecerdasan kinestetik tubuh yang mencakup kemampuan anak dalam kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol dan mengordinasi gerakan-gerakan tubuh serta terampil dalam menggunakan peralatan-peralatan tertentu yang dimanfaatkan anak dalam aktivitas bermainnya. Secara aspek sosial tentunya kematangan kemampuan motorik halus anak membantu mereka menanamkan citra diri yang positif dalam bentuk kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. 

3.        Olahraga pada Usia Dini
            Hidup sehat dengan olaharaga harus menjadi gaya hidup bagi setiap individu dalam segala usia tidak terkecuali usia dini. untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga tentunya harus dimulai dari keluarga khususnya orang tua dengan mengajak anak sedini mungkin untuk berolahraga, sehingga anak nantinya akan terbiasa melakukan aktivitas jasmani. Ketika anak mempunyai gerak yang cukup tentunya perkembangan motoriknya akan menjadi baik dan terhindar dari obesitas dan segala macam penyakit. Pada saat sekarang ini terlihat bahwa partisipasi anak usia dini dalam bidang olahraga semakin besar ini terbukti telah banyak dibukanya klub-klub olahraga atau sekolah-sekolah sepakbola bagi anak sekolah dasar. Kebutuhan aktivitas jasmani pada masa anak menjadi tuntutan utama, mengingat bahwa jasmani menjadi dasar untuk kesehatan tubuh, sehingga memungkinkan aspek lain tumbuh dan berkembang secara sempurna baik fisik, psikis, maupun intelektual. Pembinaan sejak dini yang benar dan berkesinambungan akan memperluas kemungkinan memperoleh olahragawan di masa mendatang (Apta, 2014).
Olahraga mempunyai peran yang sangat penting bagi anak usia dini. Tumbuh dan kembang anak akan menjadi optimal baik dari segi fisik, mental dan emosional. Olahraga bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat berperan penting dalam tumbuh kembang secara jasmani. Aktivitas fisik yang tepat akan memacu tumbuh kembang anak secara optimal, namun bukan berarti anak harus melakukan senam jasmani setiap hari seperti hal nya orang dewasa. Olahraga bagi anak terutama anak balita tidak harus dalam bentuk gerakan terstruktur, seperti senam jasmani, gym, atau bulutangkis. Kegiatan seperti bersepeda, bermain lompat tali dan berlari-larian sudah merupakan latihan jasmani bagi anak dan mendukung anak untuk mengeksplorasi gerak agar menjadi lebih baik. Olahraga untuk anak sarat dampak positif seperti disebut dibawah ini.
a.         Kesehatan
            Olahraga dapat mengurangi resiko berbagai penyakit khususnya yang berkaitan dengan obesitas. Berbagai penelitian menunjukkan, obesitas pada anak-anak meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif, seperti jantung, stroke, dan diabetes, pada usia yang lebih muda. Belum termasuk lebih mudah terkena infeksi dan risiko kanker. Selain itu, dengan berolahraga secara teratur akan menstimulasi sistem imun anak, sehingga penyakit-penyakit yang rentan terhadap anak bisa dihadapi.
b.        Kebugaran
            Olahraga yang dilakukan sesuai takaran akan membuat anak bugar sehingga ia bisa lebih aktif dan produktif. Kebugaran tersebut dapat dilihat pada anak yang selalu bergerak tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
c.         Pertumbuhan
            Kombinasi olahraga dan diet yang tepat sangat bermanfaat untuk pertumbuhan anak karena merangsang tubuh untuk mengaktifkan hormon pertumbuhan. Sehingga anak bisa mencapai potensi maksimal yang dimilikinya. Namun, ketika takaran olahraga yang didapat terlalu tinggi, maka hormon pertumbuhan justru dapat menghambat pertumbuhan.
d.        Perkembangan
            Olahraga membantu meningkatkan perkembangan fungsional semua panca indra. Karena saat berolahraga anak-anak dilatih untuk bisa memahami perintah, aturan main, kerja sama, mencari solusi, dan mencapai tujuan.
e.         Kecerdasan
            Olahraga bagi anak dapat menstimulasi perkembangan otak mereka, dengan aktivitas jasmani yang teratur dapat membuat koordinasi kerja otak yang semakin bagus sehingga anak mudah menyerap informasi yang diberikan, dampak lainnya pula adalah anak mempunyai sikap percaya diri yang baik dan ketrampilan sosialnya menjadi lebih baik.
f.         Psikologis
            Pada masa kanak-kanak, anak selalu ingin mencari pengakuan akan pada orang dewasa, pujian yang diberikan pada anak akan memberikan dampak positif. Dampak psikologis yang baik untuk anak antara lain seperti perasaan percaya diri, gembira, harga diri, pengalaman merasakan mencapai tujuan dan pengakuan dari teman-teman sebaya akan kemampuannya. Oleh karena itu olahraga sangat berperan penting bagi anak usia dini untuk mengembangkan aspek sosial,emosional dan kejiwaannya untuk membentuk karakternya sejak usia dini. 

Anak usia dini yang aktif melakukan aktivitas olahraga akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibanding anak-anak yang tidak aktif. Daya tahan terhadap penyakit, daya tahan terhadap kelelahan, laju pertumbuhan dan perkembangan, bahkan tingkat intelektual akan lebih baik dibanding dengan anak yang tidak aktif (Paiman, 2009). Oleh karena itu, sebaiknya aktivitas fisik atau olahraga selalu diberikan pada anak usia dini.


Daftar Rujukan
 
Apta Mylsidayu. (2014). Konstruksi Tes Ketrampilan Bola Basket untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Olahraga Pendidikan, 1, 32-46.

Hidayatullah, M.F. (2014). Memprediksi Tinggi Badan Maksimal Anak. Jurnal Olahraga Pendidikan, 1, 50-60.

Khasanah, I., Prasetyo, A., & Rakhmawati, E. (2011). Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA, 1, 91-105.

Paiman. (2009). Olahraga dan Kebugaran Jasmani (Physical Fitness). Cakrawala Pendidikan, 3, 270-281.
 

2 comments:

Unknown said...

kalo anak saya senang banget main sepatu roda... yang penting dia bergerak hehe.

Agus UnReachable said...

THX

Post a Comment