Sprain
adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan
yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan
stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat
menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Pengertian lain cedera sprain adalah
cedera pada ligamen di sekitar persendian tulang yang dibentuk oleh permukaan
tulang rawan sendi yang membungkus tulang-tulang yang berdampingan. Kerusakan
serat ligamen sering dibarengi oleh perdarahan yang menyebar di sekeliling
jaringan dan terlihat sebagai memar.
Sprain
dapat disebabkan oleh persendian tulang dipaksa melakukan suatu gerak yang
melebihi jelajah sendi atau range of movement normalnya. Trauma langsung ke
persendian tulang, yang menyebabkan persendian bergeser ke posisi persendian
yang tidak dapat bergerak, jatuh, terpelintir, atau tekanan pada tubuh yang
menyebabkan tulang pada sendi bergeser sehingga menyebabkan ligamen teregang
atau bahkan robek. Biasanya, sprain terjadi pada keadaan seperti saat orang
terjatuh dengan bertumpu pada tangan, mendarat dengan bagian luar dari kaki,
atau mendatar keras di tanah sehingga menyebabkan lutut terpelintir. Sprain
terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti
melingkar atau memutar pergelangan kaki. Meskipun sprain dapat muncul baik pada
bagian tubuh atas maupun bawah, Namun tempat paling sering terjadinya sprain
adalah pada pergelangan kaki. Data menunjukkan terdapat lebih dari 25.000 orang
menderita sprain pada pergelangan kakinya tiap harinya.
Sprain diklasifikasikan berdasarkan
berat ringannya:
a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
c) Sprain Tingkat III
Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan-gerakan yang abnormal.
Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan-gerakan yang abnormal.
Tanda-tanda
-
Edema, perdarahan dan perubahan warna
yang lebih nyata.
-
Bengkak atau memar.
-
Terjadi inflamasi atau peradangan.
-
Ketidakmampuan untuk menggunakan sendi,
otot dan tendon.
-
Tidak dapat menyangga beban, nyeri lebih
hebat dan konstan.
-
Nyeri pada persendian tulang.
-
Terjadi kekakuan sendi.
Penanggulangan
sprain
Prinsip
utama penatalaksanaan sprain adalah mengurangi pembengkakan dan nyeri yang
terjadi. Langkah yang paling tepat sebagai penatalaksanaan tahap awal (24-48
jam) adalah prinsip RICE (rest, ice, compression, elevation), yaitu :
1. Rest (istirahat)
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cedera selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari kayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera.
2. Ice (es)
Letakkan es yang sudah dihancurkan kedalam kantung plastik atau semacamnya. Kemudian letakkan pada tempat yang cedera selama maksimal 2 menit guna menghindari cedera karena dingin.
3. Compression (penekanan)
Untuk mengurangi terjadinya pembengkakan lebih lanjut, dapat dilakukan penekanan pada daerah yang cedera. Penekanan dapat dilakukan dengan perban elastik. Balutan dilakukan dengan arah dari daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung.
4. Elevation (peninggian)
Balut tekan dan tetap tinggikan. Jika memungkinkan, pertahankan agar daerah yang cedera berada lebih tinggi daripada jantung. Sebagai contoh jika daerah pergelangan kaki yang terkena, dapat diletakkan bantal atau guling dibawahnya supaya pergelangan kaki lebih tinggi daripada jantung. Tujuan daripada tindakan ini adalah agar pembengkakan yang terjadi dapat dikurangi. Jika nyeri dan bengkak berkurang 48 jam setelah cedera, gerakkan persendian tulang ke seluruh arah. Hindari tekanan pada daerah cedera sampai nyeri hilang (biasanya 7 sampai 10 hari untuk cedera ringan dan 3 sampai 5 minggu untuk cedera berat). Jika dibutuhkan, gunakan tongkat penopang ketika berjalan. Bantu dengan tongkat atau kruk.
1. Rest (istirahat)
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cedera selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari kayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera.
2. Ice (es)
Letakkan es yang sudah dihancurkan kedalam kantung plastik atau semacamnya. Kemudian letakkan pada tempat yang cedera selama maksimal 2 menit guna menghindari cedera karena dingin.
3. Compression (penekanan)
Untuk mengurangi terjadinya pembengkakan lebih lanjut, dapat dilakukan penekanan pada daerah yang cedera. Penekanan dapat dilakukan dengan perban elastik. Balutan dilakukan dengan arah dari daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung.
4. Elevation (peninggian)
Balut tekan dan tetap tinggikan. Jika memungkinkan, pertahankan agar daerah yang cedera berada lebih tinggi daripada jantung. Sebagai contoh jika daerah pergelangan kaki yang terkena, dapat diletakkan bantal atau guling dibawahnya supaya pergelangan kaki lebih tinggi daripada jantung. Tujuan daripada tindakan ini adalah agar pembengkakan yang terjadi dapat dikurangi. Jika nyeri dan bengkak berkurang 48 jam setelah cedera, gerakkan persendian tulang ke seluruh arah. Hindari tekanan pada daerah cedera sampai nyeri hilang (biasanya 7 sampai 10 hari untuk cedera ringan dan 3 sampai 5 minggu untuk cedera berat). Jika dibutuhkan, gunakan tongkat penopang ketika berjalan. Bantu dengan tongkat atau kruk.
Mulai
aktivitas dengan hati-hati secara bertahap. Tetapi jika diperlukan rujuk ke
fasilitas kesehatan. Keadaan-keadaan berikut di bawah ini merupakan indikasi
untuk dibawa ke dokter :
Menderita rasa sakit yang sangat dan bahkan sendi yang terkena tidak dapat digunakan untuk menahan beban sedikitpun.
a. Pada sendi yang terkena terlihat adanya memar selain adanya bengkak
b. Sendi yang terkena tidak dapat digerakkan
c. Tidak dapat berjalan lebih dari 4 langkah tanpa rasa sakit
d. Sendi terasa bergeser saat akan digerakkan
e. Sendi yang terkena terasaa baal
f. Ragu apakah cedera yang rasa alami itu serius atau tidak
dan hindari HARM, yaitu
1. H: heat, peberian panas justru akan meningkatkan perdarahan
2. A: alcohol, akan meningkatkan pembengkakan
3. R: running, atau exercise/latihan terlalu dini akan menambah buruk cedera
4. M: massage, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak jaringan.
Menderita rasa sakit yang sangat dan bahkan sendi yang terkena tidak dapat digunakan untuk menahan beban sedikitpun.
a. Pada sendi yang terkena terlihat adanya memar selain adanya bengkak
b. Sendi yang terkena tidak dapat digerakkan
c. Tidak dapat berjalan lebih dari 4 langkah tanpa rasa sakit
d. Sendi terasa bergeser saat akan digerakkan
e. Sendi yang terkena terasaa baal
f. Ragu apakah cedera yang rasa alami itu serius atau tidak
dan hindari HARM, yaitu
1. H: heat, peberian panas justru akan meningkatkan perdarahan
2. A: alcohol, akan meningkatkan pembengkakan
3. R: running, atau exercise/latihan terlalu dini akan menambah buruk cedera
4. M: massage, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak jaringan.
Pencegahan Sprain
Sebagai upaya pencegahan, saat melakukan aktivitas olahraga :
Sebagai upaya pencegahan, saat melakukan aktivitas olahraga :
-
Memakai peralatan yang sesuai seperti
sepatu yang sesuai, misalnya sepatu yang bisa melindungi pergelangan kaki
selama aktivitas.
-
Selalu melakukan pemanasan atau
stretching sebelum melakukan aktivitas atletik, serta latihan yang tidak
berlebihan. Cedera dapat terjadi pada setiap orang yang melakukan olahraga
dengan jenis yang paling sering adalah strain dan sprain dengan derajat dari
yang ringan sampai berat. Cedera olahraga terutama dapat dicegah dengan
pemanasan dan pemakaian perlengkapan olahraga yang sesuai.
0 comments:
Post a Comment