Sunday, 16 October 2011

Shock


Shock  yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa metabolisme ( Theodore, 93 ),  atau suatu  perfusi jaringan yang kurang sempurna.

 Penyebab-penyebab Shock
Ada beberapa penyebab-penyebab utama dari shock:
  • Kondisi-kondisi jantung (serangan jantung, gagal jantung)
  • Perdarahan dalam atau luar yang berat, seperti dari luka yang serius
  • Dehidrasi
  • Infeksi
  • Reaksi alergi yang parah
  • Luka-luka tulang belakang (spine)
  • Luka-luka bakar
  • Muntah atau diare yang gigih

 Klasifikasi Shock

            Berdasarkan  etiologinya, shock dibagi menjadi :
  1. Shock hipovolemik.
Shock hipovolemik adalah shock yang diakibatkan oleh kehilangan volume intravaskuler secara akut dan massif.  Hal ini bisa diakibatkan oleh kehilangan darah, plasma, cairan tubuh ataupun elektrolit. Keadaan ini bias terjadi pada luka bakar, perdarahan dalam ataupun luar, diare berat dan lain-lain.
  1. Shock Kardiogenik.
Shock kardiogenik adalah shock yang diakibatkan oleh kelainan pada jantung, misalnya pada aritmia, infark miokardium, kelainan katup ataupun akibat obat-obat myocardial depressant.
  1. Shock Obstruktif.
Shock obstruktif adalah shock yang diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan maupun kiri yang dalam keadaan berat bias menyebabkan penurunan Cardiaac Output. Hal ini bias terjadi pada obstruksi vena cava, emboli pulmonal, pneumotoraks, gangguan pada pericardium (misalnya : tamponade jantung) ataupun berupa atrial myxoma.
  1. Shock Distributif.
Shock distributive adalah shock yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada distribusi volume sirkulasi, baik karena perubahan resistensi pembuluh darah ataupun akibat perubahan permeabilitasnya. Hal ini bias terjadi pada keadaan sepsis, anafilaktik ataupun neurogenik.

 Diagnosis Shock
Berikut ini ada empat tanda shock yang paling penting :
  1. Hipotensi terjadi akibat dari berkurangnnya curah jantung. Dikatakan hipotensi jika tekanan darah systole dibawah 80 mmHg atau tekanan nadi dibawah 20 mmHg.
  2. Takikardi terjadi akibat dari refleks simpatis terhadap keadaan hipotensi. Pada orang dewasa frekuensi nadi 60-100 kali/menit, jadi dikatakan takikardi jika frekuensi nadi diatas 100 kali/menit. Pada anak-anak dikatakan takikardi jika di atas 120 kali/menit.
  3. Takipnu terjadi akibat usaha tubuh untuk mengkompensasi hipoksia pada keadaan shock. Pernapasan di katakana takipneu, jika frekuensinya di atas 24 kali/menit.
  4. Penurunan kesadaran terjadi akibat aliran darah ke saraf pusat tidak memadai. Penurunan kesadaran ini bisa berupa kebingungan, letargia, agitasi dan koma.
Berikut ini beberapa gejala-gejala shock, baik yang bersifat subyektif ataupun objektif.
Gejala Obyektif
  1. Pernapasan cepat & dangkal
  2. Nadi capat dan lemah
  3. Akral pucat, dingin & lembab
  4. Sianosis : bibir, kuku, lidah & cuping hidung
  5. Pandangan hampa & pupil melebar
Gejala Subyektif
  1. Mual dan mungkin muntah
  2. Rasa haus
  3. Badan lemah
  4. Kepala terasa pusing
Gejala khusus shock sesuai penyebabnya, antara lain :
  1. Shock Hipovolemik : pasien menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, tanda dan gejala perdarahan internal ataupun eksternal.
  2. Shock Kardiogenik : biasanya ada keluhan nyeri dada, tanda-tanda edema paru ataupun kematian mendadak.
  3. Shock Obstruktif : gejalanya sulit dibedakan dengan shock kardiogenik, namun dari riwayat penyakit pasien, shock ini bisa didiagnosa.
  4. Shock distributive : pada awalnya pasien ada demam, riwayat penyakit infeksi sebelumnya, riwayat alergi makanan, obat-obatan, dll.  Bisa juga didapatkan urtikaria dan angioedema serta bronkospasme (terutama pada shock anafilaktik).

 Penanganan

Penanganan Awal :
  1. Segera bawa penderita ketempat teduh dan aman
  2. Tenangkan dan yakinkan penderita bahwa dia akan ditangani dengan baik
  3. Tidurkan penderita, dengan posisi terlentang, tungkai ditinggikan 20-30 cm(± 30°).
  4. Longgarkan pakaian penderita dan jangan diberikan makanan dan minuman.
  5. Kontrol ABC
  6. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan.
Penanganan lanjut :
1. Shock Hipovolemik :
-       Pulihkan status volume
-       Koreksi gangguan elektrolit
-       Tangani penyebab
2. Shock kardiogenik
·    Perbaiki fungsi jantung (Dopamin)
3. Shock Obstruktif
 -  Lakukan penanganan shock secara umum.
 -  Penanganan sesuai dengan penyebab :
 -  Tamponade à Pericardiosintesis
 -  Emboli paru à Trombokinase
 - Atrial Myxoma, Pneumotoraks à Operasi
4. Shock Distributif
 - Dopamin, epinefrin, Antibiotik(sesuai penyebab), Kortikosteroid.
  Shock pada olahraga
Shock biasa terjadi pada cabang olahraga tertentu. Namun shock bisa terjadi pada cabang olahraga apapun. Shock yang terjadi pada olahraga :
1.      Sepak bola
·   Terkena bola : yaitu saat dengan  tiba-tiba bola datang dengan cepat menghantam dada pemain tanpa ada persipan.
·   Jatuh dengan punggung : yaitu ketika pemain setelah melakukan lompatan, dan ketika itu hilang keseimbangan dan jatuh secara keras dengan daerah punggung yang dahulu mengenai tanah.

0 comments:

Post a Comment