1.
Pengertian Usia Dini
Anak usia
dini adalah anak yang sejak dilahirkan sampai berusia delapan tahun (0-8 tahun)
yang sedang mengalami proses tumbuh dan berkembang baik dari segi kognitif,
afektif maupun psikomotorik (Khasanah, 2011). Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Maka usia dini
merupakan masa keemasan dimana stimulasi seluruh aspek pengembangan berperan
penting untuk tugas perkembangan.
Masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting
dalam rentang kehidupan seorang anak. Usia dini merupakan usia dimana anak
mulai mengenal diri dan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, pada masa
ini anak harus diberi berbagai stimulus atau rangsangan agar tumbuh kembangnya
menjadi baik. Stimulus tersebut dapat berupa pendidikan. Pendidikan akan
membuat anak-anak menjadi lebih terarah khususnya dalam hal bermain. Anak akan
diarahkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bagi perkembangan
fisik dan mentalnya. Pendidikan usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik
secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa
yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak
adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan
pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami
karakteristik anak usia dini menjadi mutlak bila ingin memiliki generasi yang
mampu mengembangkan diri secara optimal. Pengalaman yang dialami anak pada usia
dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut
akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya
tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang
pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang
berbeda. Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak
usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut:
-
Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan
manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur
kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu
pendidikan dan pelayanan yang tepat.
-
Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan
akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu
dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, perlu
pemberian pengalaman awal yang positif.
-
Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa,
dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80%
perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu stimulasi fisik
dan mental.
2.
Perkembangan Fisik Anak Usia Dini
Perkembangan
fisik merupakan perkembangan yang signifikan bagi anak. Perkembangan fisik anak
usia dini mencakup empat aspek yaitu:
a.
System syaraf, yang sangat berkaitan erat dengan
perkembangan kecerdasan dan emosi.
b.
Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dan kemampuan motorik.
c.
Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya
pola-pola tingkah laku baru.
d.
Struktur tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan
proporsi tubuh.
Setiap anak
perkembangan fisiknya berbeda-beda. Ada beberapa anak yang pertumbuhannya cepat
dan ada beberapa anak yang pertumbuhannya lambat. Salah satu ciri pertumbuhan
dan perkembangan anak adalah ditandai dengan bertambahnya tinggi badan anak
(Hidayatullah, 2014). Biasanya ditemukan anak usia dini yang tinggi badannya
berbeda dengan anak yang lain. Pada masa usia dini, pertumbuhan tinggi badan
dan berat badan relatif seimbang tetapi secara bertahap tubuh anak akan
mengalami perubahan. Bilamana di masa bayi anak memiliki penampilan yang gemuk
maka secara perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi lebih langsing, sedangkan
kaki dan tangannya mulai memanjang.
Seiring
dengan perkembangan fisik yang mulai matang, perkembangan motorik anak sudah
dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan
kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau
aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit
dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar,
melukis, berenang, main bola, dan atletik.
Anak-anak
usia dini biasanya senang sekali bermain. Mereka tidak pernak kenal lelah dalam
bermain. Hal ini dapat melatih kemampuan fisiknya. Perkembangan fisik pada anak
dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek yaitu dapat ditinjau dari perkembangan
motorik kasar dan perkembangan motorik halus.
a.
Perkembangan Motorik Kasar
Kemampuan
motorik kasar dimiliki oleh seorang anak usia dini yang berada ada rentang usia
4-6 tahun, kompetensi tersebut terbagi menjadi 4 aspek yaitu:
1)
Berjalan, dengan indikator berjalan turun/naik
tangga dengan menggunakan kedua kaki, berjalan pada garis lurus dan berdiri
dengan satu kaki.
2)
Berlari, dengan indikator menunjukkan kekuatan
dan kecepatan berlari, berbelok ke kanan/kiri tanpa kesulitan dan mampu
berhenti dengan mudah.
3)
Melompat, dengan indikator mampu melompat ke
depan, ke belakang dan ke samping.
4)
Memanjat, memanjat naik/turun tangga dan
memanjat pohon.
b.
Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan
motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam menunjukkan dan menguasai
gerakan-gerakan otot indah dalam bentuk koordinasi, ketangkasan, dan kecekatan
dalam menggunakan tangan dan jari jemari. Orang tua dapat membantu anak
mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan memanfaatkan beragam media.
Pada sisi lain, kemampuan motorik halus juga menjadi jembatan bagi anak untuk
mengembangkan aspek kecerdasan jamak terkait dengan kecerdasan kinestetik tubuh
yang mencakup kemampuan anak dalam kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol
dan mengordinasi gerakan-gerakan tubuh serta terampil dalam menggunakan
peralatan-peralatan tertentu yang dimanfaatkan anak dalam aktivitas bermainnya.
Secara aspek sosial tentunya kematangan kemampuan motorik halus anak membantu
mereka menanamkan citra diri yang positif dalam bentuk kepercayaan diri dalam
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
3.
Olahraga pada Usia Dini
Hidup sehat dengan olaharaga harus menjadi gaya hidup
bagi setiap individu dalam segala usia tidak terkecuali usia dini. untuk
menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga tentunya harus dimulai dari
keluarga khususnya orang tua dengan mengajak anak sedini mungkin untuk
berolahraga, sehingga anak nantinya akan terbiasa melakukan aktivitas jasmani. Ketika
anak mempunyai gerak yang cukup tentunya perkembangan motoriknya akan menjadi
baik dan terhindar dari obesitas dan segala macam penyakit. Pada saat sekarang
ini terlihat bahwa partisipasi anak usia dini dalam bidang olahraga semakin
besar ini terbukti telah banyak dibukanya klub-klub olahraga atau
sekolah-sekolah sepakbola bagi anak sekolah dasar. Kebutuhan aktivitas
jasmani pada masa anak menjadi tuntutan utama, mengingat bahwa jasmani menjadi
dasar untuk kesehatan tubuh, sehingga memungkinkan aspek lain tumbuh dan
berkembang secara sempurna baik fisik, psikis, maupun intelektual. Pembinaan
sejak dini yang benar dan berkesinambungan akan memperluas kemungkinan
memperoleh olahragawan di masa mendatang (Apta, 2014).
Olahraga mempunyai peran yang sangat penting bagi anak
usia dini. Tumbuh dan kembang anak akan menjadi optimal baik dari segi fisik,
mental dan emosional. Olahraga bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat
berperan penting dalam tumbuh kembang secara jasmani. Aktivitas fisik yang
tepat akan memacu tumbuh kembang anak secara optimal, namun bukan berarti anak
harus melakukan senam jasmani setiap hari seperti hal nya orang dewasa. Olahraga
bagi anak terutama anak balita tidak harus dalam bentuk gerakan
terstruktur, seperti senam jasmani, gym, atau bulutangkis. Kegiatan seperti
bersepeda, bermain lompat tali dan berlari-larian sudah merupakan latihan
jasmani bagi anak dan mendukung anak untuk mengeksplorasi gerak agar menjadi
lebih baik. Olahraga untuk anak sarat dampak positif seperti disebut dibawah
ini.
a.
Kesehatan
Olahraga
dapat mengurangi resiko berbagai penyakit khususnya yang berkaitan dengan
obesitas. Berbagai penelitian menunjukkan, obesitas pada anak-anak meningkatkan
risiko terjadinya penyakit degeneratif, seperti jantung, stroke, dan diabetes,
pada usia yang lebih muda. Belum termasuk lebih mudah terkena infeksi dan
risiko kanker. Selain itu, dengan berolahraga secara teratur akan menstimulasi
sistem imun anak, sehingga penyakit-penyakit yang rentan terhadap anak bisa
dihadapi.
b.
Kebugaran
Olahraga yang dilakukan
sesuai takaran akan membuat anak bugar sehingga ia bisa lebih aktif dan
produktif. Kebugaran tersebut dapat dilihat pada anak yang selalu bergerak
tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
c.
Pertumbuhan
Kombinasi olahraga dan
diet yang tepat sangat bermanfaat untuk pertumbuhan anak karena merangsang
tubuh untuk mengaktifkan hormon pertumbuhan. Sehingga anak bisa mencapai
potensi maksimal yang dimilikinya. Namun, ketika takaran olahraga yang didapat
terlalu tinggi, maka hormon pertumbuhan justru dapat menghambat pertumbuhan.
d.
Perkembangan
Olahraga membantu
meningkatkan perkembangan fungsional semua panca indra. Karena saat berolahraga
anak-anak dilatih untuk bisa memahami perintah, aturan main, kerja sama,
mencari solusi, dan mencapai tujuan.
e.
Kecerdasan
Olahraga
bagi anak dapat menstimulasi perkembangan otak mereka, dengan aktivitas jasmani
yang teratur dapat membuat koordinasi kerja otak yang semakin bagus sehingga
anak mudah menyerap informasi yang diberikan, dampak lainnya pula adalah anak
mempunyai sikap percaya diri yang baik dan ketrampilan sosialnya menjadi lebih
baik.
f.
Psikologis
Pada masa kanak-kanak,
anak selalu ingin mencari pengakuan akan pada orang dewasa, pujian yang diberikan
pada anak akan memberikan dampak positif. Dampak psikologis yang baik untuk
anak antara lain seperti perasaan percaya diri, gembira, harga diri, pengalaman
merasakan mencapai tujuan dan pengakuan dari teman-teman sebaya akan
kemampuannya. Oleh karena itu olahraga sangat berperan penting bagi anak usia
dini untuk mengembangkan aspek sosial,emosional dan kejiwaannya untuk membentuk
karakternya sejak usia dini.
Anak usia
dini yang aktif melakukan aktivitas olahraga akan memiliki kualitas hidup yang
lebih baik dibanding anak-anak yang tidak aktif. Daya tahan terhadap penyakit,
daya tahan terhadap kelelahan, laju pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
tingkat intelektual akan lebih baik dibanding dengan anak yang tidak aktif
(Paiman, 2009). Oleh karena itu, sebaiknya aktivitas fisik atau olahraga selalu
diberikan pada anak usia dini.
Daftar Rujukan
Apta
Mylsidayu. (2014). Konstruksi Tes Ketrampilan Bola Basket untuk Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Olahraga Pendidikan, 1,
32-46.
Hidayatullah, M.F. (2014). Memprediksi Tinggi Badan Maksimal Anak. Jurnal Olahraga Pendidikan, 1, 50-60.
Khasanah, I., Prasetyo, A., & Rakhmawati, E. (2011). Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA, 1, 91-105.
Paiman. (2009). Olahraga dan Kebugaran Jasmani (Physical Fitness). Cakrawala Pendidikan, 3, 270-281.
Hidayatullah, M.F. (2014). Memprediksi Tinggi Badan Maksimal Anak. Jurnal Olahraga Pendidikan, 1, 50-60.
Khasanah, I., Prasetyo, A., & Rakhmawati, E. (2011). Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA, 1, 91-105.
Paiman. (2009). Olahraga dan Kebugaran Jasmani (Physical Fitness). Cakrawala Pendidikan, 3, 270-281.