Tuesday, 24 April 2018

Sistem Saraf Manusia



Sistem saraf merupakan suatu sistem yang memberikan kemampuan pada manusia untuk menerima dan merespon rangsangan. Kemampuan tersebut memungkinkan manusia untuk tanggap dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam tubuh itu sendiri. Secara umum kemampuan tersebut dapat berjalan karena tiga komponen di dalam tubuh manusia, yaitu:
-          Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
-          Konduktor (pengantar impuls), konduktor dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron.
-          Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (hormon).
Sistem saraf pada manusia terdiri atas dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (perifer). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari saraf-saraf kranial dan saraf-saraf spinal. Berikut skema dari susunan sistem saraf manusia.

Gambar 2. Skema Susunan Sistem Saraf Manusia

            Skema di atas menunjukkan bahwa sistem saraf mempunyai bagian dan fungsi yang berbeda-beda. Sebelum melangkah menuju bagian-bagian dan fungsi susunan sistem saraf, penting untuk mengetahui lebih dahulu struktur penyusun utama sistem saraf. Struktur utama sistem saraf adalah sel-sel saraf. Sel-sel saraf tersebut bekerja bersambung satu sama lain, sehingga membentuk kesatuan sistem saraf, berikut penjelasan lebih lanjut.

a.        Sel Saraf (Neuron)
            Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
1)      Badan sel
      Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
2)      Dendrit
      Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3)      Neurit (akson)
      Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung mielin. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
            Antara neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung, tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung akson suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung akson suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya. Oleh karena itu, dari fungsi tersebut dapat diketahui macam-macam neuron, yaitu:
1)      Neuron sensorik
Neuron sensorik adalah sel yang membawa rangsangan (impuls) dari reseptor (indra) ke saraf pusat(otak dan sumsum tulang belakang).
2)      Neuron motorik
Neuron motorik adalah sel yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
3)      Neuron konektor
Neuron konektor adalah sel yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari saraf sensorik ke saraf motorik.

b.        Susunan Sistem Saraf
1)      Sistem saraf pusat
a)      Otak
Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis dan disebabkan karena infeksi virus. Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan sumsum lanjutan.
(1)   Otak besar (cerebrum)
Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf, dan lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf. Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak
(2)   Otak Kecil (cerebellum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan Varol. Terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otot-otot ketika bergerak.
(3)   Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan (medula oblongata) terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam yang berwarna kelabu karena banyak mengandung badan sel-sel saraf dan lapisan luar berwarna putih karena berisi akson. Sumsum lanjutan berfungsi sebagai pusat pengendali pernapasan, menyempitkan pembuluh darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu tubuh dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak disadari.
b)      Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput meninges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian luar tampak berwarna putih karena banyak mengandung akson dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi grissea) karena banyak mengandung badan sel-sel saraf. Fungsi sumsum tulang belakang adalah untuk mengantarkan impuls dari dan ke otak, serta memberi kemungkinan jalan terpendek pada gerak refleks.
2)      Sistem saraf tepi
a)      Sistem saraf somatik
Sistem saraf somatik disebut juga dengan sistem saraf sadar. Prosesnya dipengaruhi oleh saraf sadar, berarti seseorang dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Sistem saraf somatis terdiri atas :
(1)   Saraf otak (saraf kranial)
Saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang, berikut tabel penjelasan beserta fungsinya.
Tabel 1. Saraf Kranial pada Manusia (Sumber, Pearce: 2009)
No. Saraf
Nama Saraf
Tipe
Fungsi
I
Olfaktori
Sensorik
Penciuman
II
Optik
Sensorik
Penglihatan
III
Okulomotor
Motorik
Pergerakan otot bola mata dan kelopak mata
IV
Troklear
Motorik
Pergerakan otot bola mata
V
Trigeminal
Campuran
Sensasi di wajah dan mulut, mengunyah
VI
Abdusena
Motorik
Pergerakan bola mata
VII
Fasial
Campuran
Rasa, pergerakan di wajah dan kelenjar pencernaan
VIII
Auditori
Sensorik
Pendengaran dan kesimbangan tubuh
IX
Glosofaring
Campuran
Rasa, dan menelan
X
Vagus
Campuran
Jantung, lambung, usus halus, laring
XI
Aksesori
Motorik
Menelan, dan pergerakan leher
XII
Hipoglossal
Motorik
Lidah, cita rasa, otot lidah

(2)   Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang. Saraf sumsum tulang belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke seluruh tubuh. Saraf spinal tersebut terbagi atas 8 pasang saraf servikalis, 12 pasang saraf thorakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf ekor.
b)      Sistem saraf autonom (tidak sadar)
Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis. Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi. Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
(1)   Sistem saraf simpatik
• Mempercepat denyut jantung.
• Memperlebar pembuluh darah.
• Memperlebar bronkus.
• Mempertinggi tekanan darah
• Memperlambat gerak peristaltis.
• Memperlebar pupil.
• Menghambat sekresi empedu.
• Menurunkan sekresi ludah.
• Meningkatkan sekresi adrenalin.
(2)   Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dengan sistem saraf simpatik dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian ganda. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

c.         Macam-macam Gerak Berdasarkan Sistem Saraf
Gerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam mengagapi rangsangan. Berdasarkan jalannya rangsangan (impuls) gerakan dibedakan menjadi dua yaitu:
1)      Gerak sadar
Gerak sadar adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Contoh gerak sadar misalnya menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan. Skema gerak sadar adalah sebagai berikut:
   

2)      Gerak Refleks (Tidak Sadar)
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini tidak melewati otak namun hanya sampai sumsum tulang belakang. Gerak refleks misalnya terjadi saat kita mengangkat kaki karena menginjak paku, gerakan tangan saat tidak sengaja menjatuhkan buku, gerakan saat menghindari tabrakan dan lain sebagainya. Skema gerak refleks adalah sebagai berikut:

0 comments:

Post a Comment