Karbohidrat
adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum
karbohidrat Cn(H2O)n.
Karbohidrat juga dapat diartikan polihidroksi aldehid (aldose) atau
polihidroksi keton (ketose) dan turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa
akan menghasilkan salah satu atau kedua komponen diatas. Karbohidrat berasal
dari bahasa Jerman, yaitu “Kohlenhydrate” dan dari bahasa Perancis, yaitu
“Hydrate de Carbon”. Penamaan ini didasarkan atas komposisi unsur karbon yang
mengikat hidrogen dan oksigen dalam perbandingan yang selalu sama seperti pada
molekul air yaitu perbandingan 2 : 1. Karena komposisi yang demikian, senyawa
ini pernah disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut
bukan hidrat dari karbon.
Nama
lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab
"sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis
sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih
tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus
aldehid da 5 gugus hidroksil (OH). Karbohidrat memegang peranan penting dalam
sistem biologi khususnya dalam respirasi. Karbohidrat dihasilkan oleh proses
fotosintesa di dalam tanaman-tanaman berdaun hijau. Karbohidrat dapat dioksida
menjadi energi, misalnya glukosa dalam sel jaringan manusia dan binatang.
Fermentasi karbohidrat oleh kamir atau mikroba lain dapat menghasilkan CO2,
alkohol, asam organik dan zat-zat organik lainnya. Karbohidrat merupakan sumber
energi bagi aktivitas kehidupan manusia disamping protein dan lemak.
Membekalkan tenaga bagi aktiviti harian seperti gerakkan, pertumbuhan dan
lain-lain aktiviti sel di dalam badan.
Membekalkan
tenaga haba untuk memastikan suhu badan manusia kekal pada 36.9° C.Sebagai
makanan simpanan dalam haiwan dan tumbuhan Di Indonesia kira-kira 80 – 90%
kebutuhan energi berasal dari karbohidrat, karena bahan makanan pokok yang
biasa dimakan sebagian besar mengandung komponen karbohidrat seperti beras,
jagung, sagu dan lain-lain. Sedangkan di Amerika sumber energi berasal dari
karbohidrat 46%, lemak 42% dan protein 12%.
Dalam
bahan-bahan pangan nabati, karbohidrat merupakan komponen yang relatif tinggi
kadarnya. Beberapa zat yang termasuk golongan karbohidrat adalah gula,
dekstrin, pati, selulosa, hemiselulosa, pektin, gum dan beberapa karbohidrat
yang lain. Unsur-unsur yang membentuk karbohidrat hanya terdiri dari karbon
(C), hidrogen (H) dan oksigen (O), kadang-kadang juga nitrogen (N). Pentosa dan
hektosa merupakan contoh karbohidrat sederhana, misalnya arabinosa, glukosa,
fruktosa, galaktosa dan sebagainya.
B. Pencernaan Karbohidrat
Agar
karbohidrat dapat dipergunakan untuk keperluan tubuh maka, karbohidrat harus
dipecah menjadi senyawa yang sederhana sehingga dapat melewati dinding usus
kemudian masuk ke sirkulasi darah. Monosakharida adalah karbohidrat sederhana
yang secar normal bisa melewati dinding usus. Proses pemecahan karbohidrat
kompleks menjadi sederhana disebut proses pencernaan karbohidrat. Di dalam mulut,
makanan bercampur dengan amylase yang akan mengubah starch/pati menjadi
dekstrin. Umumnya hanya sebagian kecil yang dapat dicerna. Sebelum makanan
bereaksi asam dengan adanya HCL yang diproduksi lambung, pati akan diubah
sedapat-dapatnya menjadi disakharida. Di dalam lambung tidak ada pemecahan
pati, kemudian dari lambung makanan masuk ke usus, media yang sedikit basa
adalah penting untuk bekerjanya “starch splitting enzym” yang disekresikan oleh
kelenjar dinding usus. Pancreatic amylase memecah pati menjadi disakharida.
Perubahan akhir pemecahan sukrosa > fruktosa + glukosa dilakukan oleh enzim
intestinal sukrase. Maltosa > glukosa + glukosa dilakukan oleh enzim
intestinal maltase. Laktosa > galaktosa + glukosa dilakukan oleh enzim
intestinal laktase.
Fosforilasi
glukosa
Segera
setelah masuk ke dalam sel. Glukosa bergabung dengan satu radikal fosfat. Fosforilasi ditingkatkan terutama
oleh enzim glukokinase di dalam hati dan dan oleh heksokinase di dalam sebagian
besar sel yang lain. Fosforilasi glukosa hampir seluruhnya ireversibel kecuali
di sel hati, sel epitel tubulus ginjal, dan sel epitel usus .
Penyimpanan
Glikogen di Hati dan Otot
Setelah
di absorbsi di dalam sel, glukosa dapat segera dipakai untuk melepaskan energi
ke sel atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer besar
glukosa.
Semua
sel tubuh mempunyai kemampuan untuk menyimpan paling sedikit beberapa glikogen,
tetapi sel-sel tertentu dapat menyimpan dalam jumlah yang besar,terutama sel hati
yang dapat menyimpan glikogen sebanyak 5-8 persen dari beratnya, dan sel-sel
otot yang mampu menyimpan glikogen sebanyak 1-3 persen. Molekul glikogen dapat
dipolimerisasi dan polimernya bisa mencapai hampir semua berat molekul, dengan
berat molekul rata-rata 5 juta atau lebih besar.
Konversi
dari monosakarida menjadi senyawa presipitat dengan berat molekul tinggi
(glikogen) memungkinkan tersimpannya karbohidrat dalam jumlah yang besar tanpa
mengubah tekanan osmotik cairan intrasel secara bermakna. Konsentrasi yang
tinggi dari dari monosakarida yang mudah larut dengan berat molekul rendah akan
sangat mengganggu hubungan osmotik antara cairan intrasel dan ekstrasel.
Glikogenesis
– Proses pembentukan Glikogen
Reaksi kimia untuk glikogenesis diperlihatkan pada
gambar dibawah. Dari gambar ini, dapat dilihat bahwa glukosa -6-fosfat dapat
diubah menjadi glukosa-1-fosfat ; yang kemudian diubah menjadi uridin.difosfat
glukosa, yang ahirnya diubah menjadi glikogen. Beberapa enzim khusus dibutuhkan
untuk menyebabkan perubahan-perubahan ini, dan setiap monosakarida yang dapat
diubah menjadi glukosa dapat masuk ke dalam reaksi tersebut. Senyawa tertentu
yang lebih kecil meliputi asam laktat, gliserol,asam pirufat, dan beberapa asam
aminodeaminasi, dapat juga diubah menjadi glukosa atau senyawa yang hamper
serupa dan kemudian diubah menjadi glikogen.
Pemindahan Glikogen yang
disimpan – Glikogenolisis
Glikogenolisis berarti pemecahan glikogen yang
disimpan sel untuk membentuk kembali glukosa di dalam sel. Glukosa kemudian
dapat digunakan untuk menyediakan energi. Glikogenolisis tidak dapat terjadi
pembalikan reaksi kimia yang sama yang dipakai untuk membentuk glikogen,
sebagai gantinya, setiap molekul glukosa yang berurutan pada masing-masing
cabang polimer glikogen dilepaskan melalui proses fosforilasi yang dikatalisis
oleh enzim fosforilase.
Pada keadaan istirahat
fosforilase terdapat dalam bentuk tidak aktif, sehingga glikogen tetap dapat
disimpan. Bila pembentukan glukosa dari
glikogen diperlikan kembali, fosforilase harus diaktifkan terlebih dahulu. Hal
ini dapat dicapai dalam babarapa cara, meliputi dua cara berikut ini.
Aktivasi Fosforilase oleh
Epinefrin atau oleh Glukagon.
Dua hormon, epinefrin dan glucagon, dapat mengaktifkan
fosforilase dan dengan demikian menimbulkan glikogenolisis secara cepat.
Pengaruh pertama dari masing-masing hormone ini adalah peningkatan pembentukan
siklik AMP di dalam sel, yang kemudian memicu suatu rangkaian reaksi kimia yang
mengaktifkan fosforilase.
Epinefrin dilepaskan
oleh medulla adrenal ketika sestim syaraf simpatis dirangsang. Oleh karena itu,
salah satu fungsi syaraf simpatis adalah meningkatkan penyediaan glukosa untuk
metabolism energy yang cepat.
Glucagon adalah hormone
yang disekresi oleh sel alfa pancreas apabila kadar gula darah turun sangat
rendah. Glucagon merangsang pembentukan siklik AMP terutama di sel hati.
Pelepasan Energi dari
Molekul Glukosa Melalui jalur Glikolisis
Karena oksidasi lengkap
dari satu gram molekul glukosa melepaskan energy sebasar 688.000 kalori dan
hanya 12.000 kalori yang dibutuhkan untuk membentuk satu gram molekul ATP,
banyak energy yang akan terbuang percuma apabila glukosa hendak di dekomposisi
sekaligus menjadi air dasn karbondoksida sewaktu membentuk hanya satu molekul
ATP.
Glikolisis dan Pembentukan
Asam piruvat
Sejauh
ini, cara terpenting untuk melepaskan energy dari molekul glukosa dimulai dari
proses glikolisis produk ahir glikolisis selanjutnya dioksidasi untuk
menghasilkan energy. Glikolisis berarti memecahkan molekul glukosa untuk
membentuk dua molekul asam piruvat.
Pembentukan ATP Selama
Glikolisis
Walaupun
terdapat banyak reaksi kimia dalam proses rangkaian glikolisis, hanya sebagian
kecil energy bebas dalam molekul dalam glukosa yang dibebaskan di sebagian
besar langkah. Akan tetapi, diantar a tahap 1,3-asam difosfologi serat dan
3-asam fosfogliserat dan sekali lagi diantara tahap asam fosfoenolfirufat dan
asam piruvat, jumlah energy yang dibebaskan lebih dari 12.000 kalori per mol,
yaitu jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk ATP, dan reaksi digandakan
sedemikian rupa hingga terbentuk ATP. Jadi, terdapat total 4 molekul ATP yang
sudah dibentuk dari setiap molekul fruktosa 1,6-difosfat yang diuraikan menjadi
asam piruvat.
Konversi asam piruvat
menjadi asetil koenzim A
Tahap berikut dalam
degradasi glukosa adalah konversi dua tahap dari dua molekul asam piruvat yang
dihasilkan menjadi dua molekul asetil koenzim A (asetil-KoA).
0 comments:
Post a Comment