Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses
pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan dalam hati dan otot.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan
analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati
(sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot
jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa
mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
Glikogenesis merupakan polimer
glukosa sangat bercabang di sitoplasma sel salam ikatan 1,4 gilosidik dengan
1,6 glikosidik titik cabangnya dcan dapat diubah jadi glukosa serta
mempertahankan glukosa darah (dalam keadaan puasa) = 12- 18 jam puasa.
Glikogen hati dapat dibentuk dari
Asam laktat. (siklus Cori). Konsentrasi glukosa darah normal = 80 – 120 mg /
100 ml.(3-7 mmol/L). Setelah makan glukosa darah naik hingga 120- 130 mg /100
ml turun menjadi normal. Dalam keadaan puasa glukosa darah 60 – 70 mg / 100
ml.(hipoglikemik < kadar normal > hiperglikemik. Hiperglikemik (melewati
ambang ginjal 170 atau 180 mg glukosuria). Gulosa darah turun dibawah 1,5 mmol
/ L otak fungsi otak terganggu koma kematian
Sintesis glikogen memerlukan energi
(ATP) berupa UTP (Uridin Tripospat) sumber yang lebih cepat.Diawali pembentukan
Glukosa 6 pospat(G6P) dari glukosa dikatalis enzim heksokinase / glukokinase
(bersifat irreversibel) Selanjutnya gugus P C6 dimutasi intramolekul ke C1 G1P
dengan katalis. enzim fosfoglukomutase (bersifat reversibel) = mengalami
isomerasi UDP-Glukosa digabungkan dengan glikogen induk (minimal 4 unit)
glikosidik (katalis enzim glikogen sintase) Cabang polimer glukosa (6-7 unit)
dipindah lebih dalam α 1,6 glikosidik (katalis branching enzyme)
Pengaturan
Metabolisme Glikogen Hormon insulin dan Hormon Glukagon (tergantung dengan
kadar glukosa darah) Glukosa darah tinggi insulin –Glikogen sintase Glukosa
darah rendah Glukagon Glikogen fosforilase C-AMP memerantarai efek Glukogen
dalam sel = Second messenger (glukagon, hormon lain) C-AMP = aktivator
allosterik dari “c-APM dependent-protein kinase (protein kinase mengatur
aktivasi oleh Fosforilasi dan defosforilasi Enzym Fosfodiasterase mendegradasi
c-AMP AMP (bukan aktivator protein kinase) Kafei dan teofilin(the, kopi)
menghambat enzym fosfodiasterase (memperpanjang efek hormon c-AMP
Glikogenesis dan Glikogenlisis Hati Pembentukan dipengaruhi oleh insulin (sma dengan di hati) Glikogenlisis dipengaruhi oleh Epineprin dan Ca Otot kontraksi konsentarsi Ca meningkat peningkatan penangkapan Ca oleh Glikogenesis dan Glikogenlisis Hati protein (Calmodulin) Forsofrilasi kinase Glikogen fosfolisae (Glikogen G-1P) Hormon epineprin (medula renalis) mekanisme spt hormon glucagon.
Glikogenesis dan Glikogenlisis Hati Pembentukan dipengaruhi oleh insulin (sma dengan di hati) Glikogenlisis dipengaruhi oleh Epineprin dan Ca Otot kontraksi konsentarsi Ca meningkat peningkatan penangkapan Ca oleh Glikogenesis dan Glikogenlisis Hati protein (Calmodulin) Forsofrilasi kinase Glikogen fosfolisae (Glikogen G-1P) Hormon epineprin (medula renalis) mekanisme spt hormon glucagon.
Glikogenolisis
Glikogenolisis
berlangsung dengan jalur yang berlainan. Dengan adanya enzim fosforilase,
fosfat anorganik melepaskan sisa glukose non mereduksi ujung dalam satu persatu
untuk menghasilkan D-glukose fosfat 1-fosfat. Proses glikogenolisis merupakan
proses pemecahan glikogen yang berlangsung lewat jalan yang berbeda, tergantung
pada proses yang mempengaruhinya. Molekul glikogen menjadi lebih kecil atau
lebih besar, tetapi jarang apabila ada molekul tersebut dipecah secara
sempurna. Meskipun pada hewan, glikogen tidak pernah kosong sama sekali. Inti
glikogen tetap ada untuk bertindak sebagai aseptor bagi glikogen baru yang akan
disintesis bila diperoleh cukup persediaan karbohidrat. Sekitar 85% D-glukose
1-fosfat, sedang 15% dalam bentuk glukose bebas (Montgomery et al., 1983).
Proses
pada saat makan, hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk memulihkan
glukosa di dalam darah (glikogenolisis) atau dengan bekerja bersama ginjal,
mengkonversi metabolit non karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino
menjadi glukosa. Upaya untuk mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang
memadai di dalam darah sangat penting bagi beberapa jaringan tertentu, glukosa
merupakan bahan bakar yang wajib tersedia, misalnya otak dan eritrosit (Murray
et al., 2000).
Proses
dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat.
Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan jalur
Embeden-Meyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat
dibagi dalam dua fase. Pada fase pertama glukosa diubah menjadi triosafosfat
dengan proses fosforilasi. Fase kedua dimulai dari proses oksidasi triosafosfat
hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada
aspek energi yang berkaitan dengan reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut
(Poedjiadi, 1994).
Terdapat
tiga jalur penting yang dapat dilalui piruvat setelah glikolisis. Pada
organisme aerobik, glikolisis menyusun hanya tahap pertama dari keseluruhan
degradasi aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O. Piruvat yang terbentuk kemudian
dioksidasi dengan melepaskan gugus karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk
gugus asetil pada asetil koenzim A. Lalu gugus asetil dioksidasi sempurna
menjadi CO2 dan H2O oleh siklus asam sitrat, dengan melibatkan molekul oksigen.
Lintas inilah yang dilalui piruvat pada hewan aerobik sel dan tumbuhan
(Leehninger, 1991).
Glukosa
dimetabolisasi menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia melalui
lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik karena glikolisis
bisa terjadi dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob), ketika produk akhir glukosa
tersebut berupa laktat. Meskipun demikian, jaringan yang dapat menggunakan
oksigen (aerob) mampu memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim A, yang
dapat memasuki siklus asam sitrat untuk menjalani proses oksidasi sempurna
menjadi CO2 dan H2O dengan melepasan energi bebas dalam bentuk ATP, pada proses
fosforilasi oksidatif (Murray et al., 2000).
0 comments:
Post a Comment