Wednesday 4 May 2011

Biopsikologi dalam Lompat Jauh

Lompat jauh adalah olahraga atletik di mana atlit menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan dalam upaya untuk melompat jauh dari take-off point.
Pelari berlari menuruni landasan pacu (biasanya dilapisi dengan permukaan karet yang sama seperti lintasan lari, crumb rubber juga divulkanisir karet) dan melompat sejauh yang mereka dapat dari belakang garis busuk (sering disebut sebagai “papan”, dan biasanya ditentukan oleh tepi trailing papan lepas landas tertanam flush dengan permukaan landasan pacu, atau tanda dicat di landasan) ke dalam lubang tanah yang penuh dengan kerikil halus atau pasir. Jarak yang ditempuh oleh seorang pelompat sering disebut sebagai “tanda” karena itu adalah jarak ke tempat menandai yang dibuat di pasir dari garis busuk.
Jika pesaing mulai lompatan dengan setiap bagian dari kaki melewati garis busuk, melompat dinyatakan ilegal dan tidak ada jarak dicatat. Pada tingkat elite, lapisan plastik ditempatkan segera setelah dewan untuk mendeteksi kejadian ini. Jika tidak, seorang pejabat (mirip dengan wasit) akan  melompat dan membuat penetapan. Pesaing dapat melakukan lompatan dari setiap titik di belakang garis busuk, namun jarak akan selalu diukur dari garis busuk. Oleh karena itu, demi kepentingan terbaik dari pesaing untuk mendapatkan yang dekat dengan garis busuk mungkin.
Ada empat komponen utama lompat jauh yaitu, Lari Awalan, Tumpuan atau tolakkan, Sikap di Udara dan Mendarat. Kecepatan di run-up, atau pendekatan, dan yang tinggi melompat dari papan adalah dasar-dasar keberhasilan. Karena kecepatan adalah faktor yang penting dari pendekatan, tidaklah mengherankan bahwa banyak juga jumper lama bersaing dengan sukses di sprint.
Analisis untuk attentional style theory, lompat jauh dapat dikategorikan pada internal dan narrow (menyempit), karena olahraga lompat jauh dilakukan oleh seorang individu sendiri dengan kemampuan yang dia miliki sendiri. Jadi tanpa ada bantuan dari orang lain dan atau cara lain yang dapat digunakan untuk melakukan olahraga tersebut melainkan dari diri atlet itu sendiri. Lompat jauh dikategorikan menyempit karena atlet saat melakukan lompat jauh hanya terfokus pada papan tumpuan dan bak yang berisi pasir, tanpa menghiraukan apapun yang terjadi di luar itu. Atlet hanya konsentrasi berlari secepat mungkin dan setepat mungkin mengenai papan tumpuan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Konsentrasi yang ditunjukkan oleh atlet lompat jauh dapat memberi jawaban, bahwa olahraga tersebut membutuhkan atensi atau perhatian dan pengalaman (latihan) yang lebih. Dalam lompat jauh seorang secara naluriah akan terfokus pada papan tumpuan dan bak pasir yang ada di depannya. Karena tujuan dari olahraga ini adalah untuk mendapatkan lompatan sejauh mungkin pada bak pasir. Inilah yang menjadikan lompat jauh dapat dikategorikan internal dan menyempit.
Hal yang paling sulit dilakukan oleh atlet pada saat lompat jauh adalah menepatkan langkah kaki pada papan tumpuan. Oleh karena itu, ini sangat membutuhkan pengalaman dan cara yang bagus untuk ketepatan, yakni dengan menghitung langkah saat kembali ke posisi awalan setelah percobaan lompatan pertama. Namun, untuk atlet yang berpengalaman, itu semua dapat diukur dengan sendirinya.
Habituasi
-      Lompat jauh membutuhkan konsentrasi dari atlit untuk mencapai papan tumpuan dengan pas dan memperoleh lompatan yang sejauh mungkin. Oleh karena itu, habituasi dapat diterapkan saat melakukan awalan berlari dan fokus pada papan tumpuan. Dengan mengabaikan hal-hal yang tidak perlu dihiraukan, fokus dan konsentrasi akan lebih menguasai atlit sehingga hasil lebih maksimal.
Pengkondisian klasik
-      Pengkondisian klasik adalah belajar melalui suatu stimulus yang selalu diikuti perilaku atau respon lain. Dalam lompat jauh ini dapat terjadi saat atlit memperoleh stimulus kaki mengenai papan tumpuan, maka sesaat setelah mengenai papan, kaki harus diangkat dan dicondongkan kedepan agar memperoleh lompatan yang jauh.
Pengkondisian operan
-      Reinforcement  mampu membuat atlit bertambah semangat dan memperoleh faighting spirit yang tinggi. Misalnya yaitu atlit mendapatkan bonus jika memenangkan lomba. Dengan demikian, atlit akan berusaha sekuat mungkin untuk yang terbaik. Akhir dari usaha yang besar tersebut, atlit mendapatkan pujian dan sanjungan.
Belajar kompleks
-      Dalam lompat jauh, atlit membutuhkan analisa dan strategi sendiri untuk memperoleh lompatan yang maksimal. Saat sebelum melakukan lompat jauh, atlit menyiapkan taktik dan teknik yang terbaik yang bisa dilakukan, membayangkan gerakan dan memikirkan cara lompat yang terjauh dengan baik dan benar. Misalnya yaitu, dengan memperhatikan sepatu yang dipakai dan teknik lekuk tubuh agar lompat yang diperoleh seperti yang diinginkan.

Lari Untuk Melangsingkan Tubuh


Apakah anda termasuk orang yang mempunyai berat badan lebih? Jika iya, apakah anda bangga dengan bentuk tubuh anda. Faktanya, saat ini banyak dari kaum pria maupun wanita mati-matian berusaha menurunkan berat badan, dan membentuk tubuh sesuai yang diinginkan. Memang benar, menaikkan berat badan lebih mudah dari menurunkannya. Oleh karenanya, bermunculan produk-produk pelangsing ataupun pembentuk tubuh yang diiklankan seolah-olah bekerja dengan proses sekejap.
Lari adalah salah satu cara yang efektif untuk membentuk tubuh ideal dari tubuh yang berberat lebih. Namun, tidak seinstan yang diinginkan. Dengan teknik yang benar, secara beruntun dan terjadwal, lari mampu mempergunakan lemak yang berlebih dalam tubuh untuk dijadikan sebagai energi. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum dan sesudah berlari tidak mengonsumsi makanan apapun.
Terdapat dua sistem yang bekerja saat berlari, yakni sistem anaerob dan sistem aerob. Sistem anaerob adalah sistem dimana tubuh dalam menyediakan energi tidak membutuhkan oksigen. Sistem ini biasa bekerja saat berlari sprint atau lari cepat. Sedangkan sitem aerob pada penyediaan energi menggunakan oksigen, dan sumber energi yang digunakan adalah glukosa dan lemak. Berbeda dengan sistem anaerob, “pengadaan energi pada sistem aerob lebih hemat tetapi tidak dapat menyediakan energi dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat” (Afriwardi, 2011:55).
Berlari saat perut kosong adalah hal yang bagus untuk membentuk kelangsingan. Saat perut kosong, maka sistem tubuh akan menggunakan lemak yang menumpuk untuk dijadikan energi saat berlari, “penggunaan lemak sebagai sumber energi dalam sistem aerob memungkinkan jumlah energi yang dihasilkan lebih banyak dan dapat bertahan lebih lama” (Afriwandi, 2011:55).  Dengan demikian, berlari mampu mengurangi lemak yang menumpuk dalam tubuh, dan dapat menjadikan tubuh berbentuk bagus.